REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur malam yang cukup sangat penting untuk kita mendapatkan hari dengan pemikiran yang jernih. Namun kita belum mengetahui mengapa tidur malam itu penting.
Talma Hendler, ilmuwan dari Universitas Tel Aviv di Israel melakukan penelitian untuk itu.
Biasanya kurang tidur menyebabkan mata bengkak dan gelap atau bisa disebut mata panda, perasaan kelelahan yang berlebihan, dan suasana hati yang buruk. Tidak heran jika kurang tidur dijadikan sebagai problem yang cukup menyiksa.
Jika kurang tidur otak kita rasanya seperti kehilangan kemampuan untuk membedakan antara keadaan berbahaya dengan emosional. Hal itu akan mengubah kita menjadi berlebihan.
“Kita tahu tidur mempengaruhi perilaku emosional kita. Akan tetapi kita tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Butuh upaya besar, selama malam, kami berulang kali mengukur kantuk mereka, dan tidak mengejutkan mereka semakin lelah dari malam ke malam,” katanya, menurut New Scientist, Jumat (25/9).
Untuk melancarkan penelitiannya, dia bersama 18 rekannya terjaga sepanjang malam. Para relawan dimasukkan ke dalam dua tes sementara otak mereka dipindai, baik hari setelah tidur malam yang baik dan setelah terjaga selama 24 jam.
Dalam satu tes, relawan diminta untuk memberikan arah di mana titik-titik kuning berpindah pada layar. Dalam setiap kasus, titik-titik yang diletakkan di atas gambar yang berpotensi mengganggu, baik itu emosional positif (dari kucing atau beberapa cinta, misalnya), emosional negatif (seperti tubuh dimutilasi atau ular) atau netral (seperti sapi atau sendok).
Setelah dicoba, relawan yang tidur malam akan dengan cepat memberitahu arah gerakan ketika gambar latar belakang netral. Sementara untuk relawan yang belum tidur malam, mereka cenderung tidak bisa membedakan apakah gambar yang tertera di layar sebaiknya menggunakan latar belakang netral atau emosional.
Hendler mengatakan, hasil penelitiannya tersebut mengungkapkan mungkin opini sebelumnya yang mengatakan kurang tidur dapat merusak penilaian seseorang adalah dari hasil relawan yang kurang tidur dapat membuat gambar netral tiba-tiba terprovokasi merespon emosional.
Selain itu, daerah otak yang disebut amigdala, yang dikenal berperan dalam emosi, bersemangat dalam menanggapi gambar emosional ketika para relawan memiliki tidur malam yang baik. Tapi ketika mereka kurang tidur, hal itu akan bereaksi terhadap gambar netral yang sama seperti yang emosional.