REPUBLIKA.CO.ID, Selain gangguan otot, gangguan pankreas juga disebabkan oleh gangguan lemak dan liver. Dr dr Aris Wibudi, SpPD, KEMD, CHT, ABAARM dipl, menjelaskan pada umumnya lemak di perut bertambah kalau ototnya mulai berkurang karena tidak dipakai.
“Energinya tidak terpakai, dilempar ke perut, apalagi kalau kita makannya berlebihan dari yang kita perlukan. Lemak di perut jadi perhatian, karena makin besar lemak di perut, makin jelek dampaknya pada kesehatan,” jelasnya kepada wartawan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kenapa lebih bahaya lemak di perut? Lemak di dalam rongga perut menghasilkan atau mengelurakan zat-zat yang pro inflamasi, mencetuskan peradangan derajat rendah kronik. Zat-zat yang merusak. Yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Namanya tumor rekrosis faktor alfa (TNF Alfa). Peradangannya secara fisik tidak kelihatan, tingkat seluler, tingkat reseptor.
TNF Alfa bekerja dimana-mana, begitu menempel di otot, maka akan mengganggu fungsi insulin. Ini akan membuat peradangan, akibatnya di otot mengganggu mekanisme penyerapan glukosa, karena insulinnya tidak bekerja dengan baik.
Jika lemaknya bermasalah, maka dampak utamanya asam urat tinggi, trigilserida di atas 100, dan kolesterol HDL di bawah 35. Itu adalah tanda-tanda yang bisa dilakukan pengecekan di laboratoratorium, akibat peradangan kronik derajat rendah.
Menurut dokter Aris, lemak di perut bisa berkurang jika kita bisa olahraga dengan benar. Masalahnya Anda mau atau tidak?