REPUBLIKA.CO.ID, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menemukan 10 penderita tuberculosis (TB) kebal obat di wilayah tersebut dan dimungkinkan jumlah tersebut belum menunjukkan kondisi sebenarnya.
"Kami sudah memantau dan mendapati ada 10 penderita tuberculosis (TB) kebal obat serta bagaimana kondisinya sekarang," kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu di Yogyakarta, Selasa (29/9).
Dari 10 penderita TB kebal obat tersebut, dua di antaranya meninggal dunia, lima melanjutkan pengobatan intensif di Kota Yogyakarta, dua penderita berada di luar kota dan satu penderita belum mau melanjutkan pengobatan.
Endang mengatakan, penderita TB kebal obat yang tidak melakukan pengobatan sangat berpotensi menularkan penyakit yang dideritanya tersebut kepada masyarakat di sekitarnya. "Penderita yang nantinya tertular akan langsung menjadi penderita TB kebal obat juga. Ini yang sangat berbahaya," katanya.
Endang berharap, masyarakat yang merasa memiliki gejala menderita TB segera memeriksakan diri ke puskesmas atau layanan kesehatan terdekat dan melakukan pengobatan secara rutin.
"TB adalah penyakit yang bisa disembuhkan asalkan penderita benar-benar berkomitmen untuk rutin mengonsumsi obat-obatan yang diberikan," katanya.
Penderita TB stadium awal mungkin disembuhkan apabila mengonsumsi obat selama enam bulan, sedangkan penderita TB kambuhan membutuhkan waktu hingga satu tahun dan TB kebal obat membutuhkan waktu lebih lama yaitu hingga dua tahun," katanya.
Selain menyerang paru-paru, bakteri TB juga bisa menyerang organ tubuh lain seperti usus, tulang hingga kulit. Di Kota Yogyakarta, juga ditemukan kasus TB pada anak yang mencapai enam hingga 10 persen dari total penderita.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, jumlah penderita TB mencapai sekitar 900 orang. "Selain TB kebal obat, tipe TB yang cukup inveksius adalah TB dengan dahak positif mengandung bakteri," katanya.
Upaya yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh serta menjaga kondisi lingkungan agar tetap sehat. "Upayakan agar rumah memiliki ventilasi yang baik dan sinar matahari bisa masuk sehingga bakteri-bakteri itu mati," katanya.