REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk pengobatan kanker nasofaring, dr Sukri Rahman, Sp.THT-KL, lebih menyarankan agar pasien melakukan penyinaran (radioterapi) untuk stadium I. Serta kombinasi kemoradiasi untuk stadium II, III dan IV.
Menurutnya, selain stadium yang membedakan pengobatan kanker ini, kanker nasofaring pengobatanya juga tergantung pada penyebaran tumor ganasnya.
Namun demikian, dokter harus waspada dalam menangani penyakit ini, karena kanker nasofaring sangat sensitif terhadap radiasi dan kemoterapi.
"Pada stadium dini, pasien hanya diberikan terapi radiasi saja. Tingkat kesembuhan pada stadium ini mencapai 90 persen. Akan tetapi, seperti kanker pada umumnya, semakin tinggi stadium maka risiko untuk sembuhnya akan semakin rendah," ungkapnya.
Pada stadium lanjutan, pengobatan kanker nasofaring harus menggunakan kombinasi radiasi dan kemoterapi. Namun, selain itu pembedahan untuk mengangkat tumor penyebab kanker nasofaring mau tidak mau juga harus menjadi pilihan.
Sayangnya, kombinasi pengobatam pada kanker ini hanya memberikan efektfitas sekitar 40 persen pada pasien. Apalagi jika kanker sudah menjalar ke organ vital lain, seperti ke tulang, paru dan hati.
Selanjutnya kontrol secara rutin pada pasien setelah melakukan pengobatan, sangat penting dilakukan. Mengingat penyakit ini dapat kambuh kembali suatu hari, yang juga dipicu oleh faktor risiko.
Walau begitu, Sukri mengungkapkan bahwa sebenarnya kanker nasofaring dapat dicegah agar tidak semakin memperluas resiko dan penyebarannya. Yakni dengan cara selalu menciptakan lingkungan hidup dan lingkungan kerja yang sehat, memastikan agar pergantian sirkulasi udara di dalam ruangan lancar, menghindari polusi udara, dan menghindari konsumsi makanan yang diawetkan.
"Hal ini penting, mengingat segala bentuk makanan yang mengandung pengawet dapat berisiko menimbulkan kanker di kemudian hari. Tak terkecuali kanker nasofaring ini," tambahnya.