Selasa 06 Oct 2015 06:01 WIB

Mahasiswa Teliti Jamur Tiram Penghambat Penyebaran Kanker Payudara

Rep: C97/ Red: Winda Destiana Putri
Jamur Tiram (Ilustrasi)
Foto: Wikipedia
Jamur Tiram (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang menjadi momok tersendiri bagi masyarakat. Pola hidup dan riwayat keluarga menjadi faktor pemicu penyakit kanker. Khususnya pada kaum perempuan dengan kasus kanker yang beraneka ragam.

Salah satu jenis kanker yang menduduki peringkat pertama pada perempuan adalah kanker payudara. Jumlah kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 25.208 penderita per 100 ribu jiwa. Sebanyak 43 persen penderita mengalami kematian.

"Tingginya kasus kematian pada kanker payudara disebabkan oleh terlambatnya penanganan. Sehingga sel kanker telah menyebar ke jaringan lain," tutur mahasiswa Farmasi UGM, Layung Sekar Sih Wikanthi, belum lama ini.

Menurut Layung penyebaran sel kanker ke jaringan lain dapat memicu tumbuhnya sel kanker baru. Melihat kasus ini, Layung bersama mahasiswa Fakultas Farmasi lainnya, yaitu Lodyta Nawang Tika dan Shofa An-nur tertarik meneliti tentang kanker.

Penelitian mereka pun didukung oleh CCRC (cancer chemoprevention research center) Fakultas Farmasi UGM yang mengembangkan obat jenis herbal sebagai solusi pencegahan sel kanker. Layung menjelaskan jamur tiram dengan nama latin Pleoratus ostreatus merupakan salah satu jenis jamur yang mudah dibudidayakan.

Bahkan dapat dimakan serta menjadi menu andalan di beberapa kedai makan. "Selain rasanya yang enak, ternyata jamur tiram mempunyai khasiat sebagai anti kanker," katanya.

Kanker payudara mengalami beberapa fase perkembangan. Salah satunya fase metastasis, yaitu saat sel kanker berpindah dari jaringan asalnya menuju jaringan tubuh lain. Sel tersebut akan berkembang dan tumbuh menjadi tumor baru. Fase ini dipengaruhi oleh protein MPP dalam tubuh.

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, jamur tiram mampu menghambat pertumbuhan sel kanker dan pembentukan pembuluh darah baru pada penyakit kanker.

"Jamur tiram mempunyai peluang untuk dikembangkan sebagai antimetastasis melalui penurunan ekspresi protein MMP-9 dan MMP-2," urainya.

Penelitian yang dilakukan mahasiswa Farmasi UGM tersebut berjalan selama empat bulan dengan berbagai proses dan tahapan. Mulai dari pengambilan sampel jamur tiram, ekstraksi untuk mendapatkan senyawa yang dituju, pengujian aktivitas senyawa terhadap sel kanker payudara metastasik melalui metode sitotoksik.

Lalu penghambatan migrasi sel kanker melalui metode Scratch, dan tingginya jumlah protein penanda metastasis kanker payudara melalui Gelatin Zymograph.

Mereka berharap nantinya jamur tiram dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih aplikatif dalam upaya pencegahan atau perawatan pasien kanker payudara. Ekstrak jamur tiram dapat dikembangkan menjadi sediaan farmasetis dan nutrasetical. Seperti kapsul ekstrak jamur tiram.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement