Selasa 06 Oct 2015 17:24 WIB

Terlalu Banyak Minum Air Sebabkan Kematian, Ini Kisahnya

Rep: C30/ Red: Ilham
Minum air putih lebih menyehatkan dibanding apapun
Foto: Boldsky
Minum air putih lebih menyehatkan dibanding apapun

REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS -- Seorang pejalan kaki wanita meninggal setelah terlalu banyak mengkonsumsi air selama perjalanan. Air tersebut menyebabkan pembengkakan pada otaknya.

"Ini kasus pertama pejalan kaki meninggal akibat keracunan air," ujar dokter dilansir dari Dailymail, Selasa (6/10).

Kasus ini terjadi sudah lama, September 2008 dan termuat dalam jurnal Wilderness and Environmental Medicine. Seorang wanita yang tidak diketahui namanya itu melakukan hiking 6,2 mil melintasi Grand Canyon Nasional Park bersama suaminya.

Wanita tersebut pingsan lalu dibawa oleh sebuah bus menuju Grand Canyon Village dan sempat mendapatkan bantuan layanan darurat. Setelah sadar, dia mengeluh sangat sakit kepala, dia juga lambat dalam merespon. Kemudian wanita itu diberikan IV Drip line atau infus drip dan juga papan tulang belakang, karena diduga mengalami kerusakan pada tulang belakang.

Setelah dibawa ke rumah sakit terdekat, tiba-tiba wanita itu duduk dan menarik infus drip lalu memuntahkan banyak cairan bening dan langsung tidak sadarkan diri. Segera dokter memberikan air garam dan oksigen. Dia dinyatakan mati otak dan 19 jam kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Dokter mengatakan dalam jurnal tersebut, bahwa pembengkakan pada otaknya sangat parah akibat tekanan dari banyaknya air yang dia konsumsi selama perjalanan. Dengan terlalu banyak minum air dalam jumlah yang begitu besar, larutan garam dalam tubuh dan mineral tingkat vital dalam tubuh diencerkan.

Kejadian yang dialami wanita itu masuk dalam penyakit exercise associated hyponatremia (EAH) atau rendahnya tingkat natrium dalam darah.

Perjalanan yang panjang menyebabkan pasokan natruim berkurang. Kadar natruim berkurang menyebabkan pasokan air yang masuk terburu-buru masuk dalam sel-sel tubuh. Ini yang menyebabkan pembengkakan otak dan meningkatkan tekanan di dalamnya. Akibatnya kejang, koma, kerusakan otak, bahkan kematian.

Adapun gejala awal EAH yaitu mual, sakit kepala, muntah-muntah kemudian menyebabkan otak merespon lambat atau orang tersebut merasa kebingungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement