REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pil KB untuk wanita sudah digunakan selama beberapa dekade, namun belum ada teknik kontrasepsi yang sama untuk pria.
Ilmuwan dari Universitas Osaka akhirnya menemukan cara untuk menghentikan kesuburan laki-laki, namun mereka tetap bisa berhubungan seksual secara normal.
Peneliti Universitas Osaka, Masahito Ikawa dan rekannya menguju subunit protein kalsineurin isoform pada sperma pria. Kalsineurin mengandung subunit katalitik disebut PPP3CC dan subunit peraturan disebut PPP3R2.
Ikawa mencoba menghilangkan gen untuk PPP3CC pada tikus jantan. Ini menciptakan mutasi pada kalsineurin yang membuat tikus jantan menjadi tidak subur, meski tetap kawin dengan tikus betina. Sperma tikus jantan yang PPP3CC-nya dihilangkan tidak bisa berenang dengan baik dan tidak bisa menembus membran yang mengelilingi sel telur.
Dilansir dari IFL Science, Kamis (8/10), ada setidaknya dua jenis obat imunosupresan yang umum digunakan untuk transplantasi organ. Obat ini diketahui bisa menghambat kalsineurin.
Iwata berkesimpulan bahwa obat-obat serupa bisa digunakan untuk pria yang sudah dewasa tua atau lanjut usia, namun tidak disarankan untuk pria usia matang dengan sperma yang masih berkembang. Suatu hari nanti teknik menghilangkan kalsineurin sperma bisa dikembangkan untuk teknik kontrasepsi pria.