Kamis 08 Oct 2015 17:00 WIB

Radiasi Fukushima Sebabkan Kanker Tiroid Pada Anak

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Pembangkit tenaga nuklir
Foto: AP
Pembangkit tenaga nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi baru mengatakan, anak-anak yang tinggal di dekat lokasi kebocoran nuklir Fukushima telah didiagnosa terkena kanker tiroid. Mereka didiagnosa dengan tingkat 20 sampai 50 kali lebih besar dari anak-anak lain.

Sebagian besar anak-anak di Fukushima telah melakukan pemeriksaan USG sejak kebocoran di PLTN Fukushima Dai-ichi pada Maret 2011. Statistik terbaru yang dirilis pada Agustus menunjukkan, kanker tiroid dicurigai berada pada 137 anak-anak, angka ini bertambah sebanyak 25 orang dari tahun sebelumnya.

Di tempat lain, penyakit ini terjadi hanya sekitar satu atau dua dari satu juta anak per tahunnya.

"Ini lebih dari yang diperkirakan dan muncul lebih cepat dari yang diperkirakan," kata peneliti Toshihide Tsuda dilansir dari ABC News, Kamis (8/10).

Studi itu dirilis secara online pekan ini dan sedang diterbitkan dalam Epidemiology edisi November. Data berasal dari tes yang diawasi oleh Universitas Medical Fukushima.

Penelitian ini membuat hubungan antara radiasi dan kanker menjadi genting. Perlu upaya lebih keras dengan rutin check-up untuk menemukan tumor lebih cepat.

Tepat setelah bencana, dokter Shunichi Yamashita dibawa ke Fukushima, berulang kali mengesampingkan kemungkinan penyakit akibat radiasi. Pemeriksaan tiroid diperintahkan pemerintah hanya untuk bermain aman.

Namun Tsuda, seorang profesor di Universitas Okayama mengatakan, hasil terbaru dari pemeriksaan USG yang terus diragukan justru meningkatkan keraguan tentang pandangan pemerintah.

Kanker tiroid pada anak-anak adalah salah satu penyakit yang dalam definitif dunia medis terkait dengan radiasi setelah bencana Chernobyl 1986. Jika diobati, kebanyakan tidak berakibat fatal dan deteksi dini menjadi nilai tambah. Tetapi pasien yang menjalani pengobatan selama sisa hidup mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement