Jumat 09 Oct 2015 10:31 WIB

Teknologi Terkini Bantu Penyandang Disabilitas

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
Tenaga medis yang tergabung dalam Yayasan Pendengaran Starkey (Starkey Hearing Foundation) memasang alat bantu dengar kepada penyandang disabilitas rungu wicara di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta.
Foto: Antara/Andika Wahyu
Tenaga medis yang tergabung dalam Yayasan Pendengaran Starkey (Starkey Hearing Foundation) memasang alat bantu dengar kepada penyandang disabilitas rungu wicara di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secara keseluruhan menurut data dari Kementerian Kesehatan, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penyandang disabilitas yang cukup tinggi.

Kondisi ini pula yang menyebabkan para penyandang disabilitas merasa dirinya menjadi tidak sehat karena harus bergantung terhadap bantuan orang lain.

 

Hal ini pula yang diungkapkan oleh Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia Dr. Luh Karunia Wahyuni, SpKFR-K, menurutnya berdasarkan UU No. 23 tahun 1992, jika seseorang berada dalam kondisi sehat tentunya juga dapat lebih produktif secara sosial maupun ekonomi. Walaupun orang tersebut merupakan penyandang disabilitas sekalipun.

 

"Mereka dikatakan sehat apabila mampu melakukan aktifitas fungsi kehidupan sehari-hari, bersekolah, bekerja, menikmati waktu luang maupun hobi secara mandiri dengan atau tanpa bantuan orang lain," ungkapnya dalam acara media gathering peluncuran alat bantu medik, Pusat Ortotik Prostetik Ottobock, belum lama ini.

 

Menurut Luh, para penyandang disabilitas jelas mengalami keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Bahkan kegiatan yang menurut orang normal merupakan kegiatan sederhana, terasa sangat sulit mereka lakukan dengan keterbatasannya tersebut.

 

Untuk itu, Ottobock sebagai bagian dari alat bantu medik hadir menjadi solusi bagi mereka dengan menghadirkan teknologi tenaga medis terkini guna membantu penyandang disabilitas dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Seperti berjalan, menggerakan tangan, dan juga hal lainnya.

 

"Alat ini tidak hanya baik digunakan oleh mereka yang terlahir sebagai penyandang disabilitas, namun dapat juga digunakan bagi mereka yang mengalami kecelakaan, atau penyakit yang dapat menyebabkan tangan atau kakinya diamputasi seperti diabetes misalnya," tambah Luh.

 

Di Indonesia sendiri, menurut Luh keahlian tenaga medis di bidang ortotik juga sangat terbatas. Padahal alat-alat pendukungnya cukup lengkap. Maka dengan hadirnya alat bantu ini tentu sangat menguntungkan bagi para medis dan juga pasien diisabilitas di rumah sakit.

 

"Penanganan terhadap keterbatasan fungsi tubuh masuk ke dalam lingkup pengobatan. Termasuk diantaranya adalah terapi latihan, terapi modalitas serta penggunaan alat bantu ortotik dan prostetik," lanjut Luh.

 

Selain itu, ia pun berharap kehadiran Ottobock dapat berperan aktif untuk membantu pasien, dokter dan institusi kesehatan termasuk meningkatkan keahlian praktisi ortotik prostetik di Indonesia. Nantinya, lanjut Luh produsen Ottobock juga akan bekerjasama dengan pemerintah melalui BPJS Kesehatan untuk menghadirkan alat bantu medik ini, sebagai bentuk pelayanan alat bantu bagi penyandang disabilitas untuk masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement