REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini anak-anak penderita alergi pada susu sapi di Indonesia terus saja meningkat. Dan, tahukah Anda? bahwa saat ini satu dari 25 anak di Indonesia menderita alergi protein susu sapi.
Kecenderungan meningkatnya alergi susu sapi ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan terhadap penyebab, gejala dan cara penanganan alergi yang tepat.
Selain itu, faktor lainnya yang menjadi penyebab alergi pada susu sapi yakni karena faktor genetik, gaya hidup dan lingkungan. Konsultan Ahli Alergi-Imunologi dari RSCM, Zakiudin Munasir mengungkapkan langkah pertama yang dapat dilakukan pada alergi susu sapi adalah mengetahui dengan pasti alergi tersebut.
"Mengenali alergi menjadi langkah pertama yang paling penting, kemudian apabila telah diketahui penyebabnya secara tepat. Maka, anak dengan alergi susu sapi dapat memperoleh penanganan yang tepat sehingga tumbuh kembangnya akan optimal,” kata Zakiudin dalam talkshow Penanganan Tepat untuk Anak dengan Alergi Susu Sapi di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, akhir pekan ini.
Zakiudin menjelaskan alergi protein susu sapi merupakan salah satu alergi makanan yang paling umum dialami oleh anak-anak. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh reaksi imunologis terhadap pemberian susu sapi dan semua bentuk turunannya. Gejala ini mulai terlihat saat si kecil berusia enam bulan di bagian organ tubuh tertentu.
Ia mengatakan pemicu alergi adalah saat sistem imun anak menganggap protein susu sapi sebagai zat yang berbahaya atau juga dianggap asing. Sehingga akan menimbulkan gejala-gejala reaksi alergi. Zakiudin mengatakan alergi susu sapi umumnya terjadi karena bakat alergi yang disebut atopic, di mana bakat tersebut diturunkan secara genetik oleh salah satu atau kedua orang tuanya.
"Jika orang tua memiliki alergi terhadap suatu makanan termasuk susu sapi maka 50 persen kemungkinan si anak memiliki alergi yang sama. Selain faktor genetik, faktor risiko lain yang dapat menimbulkan alergi adalah faktor lingkungan seperti zat asing, polusi dan infeksi," ujar Zakiudin.
Adapun gejala yang paling sering muncul pada anak yang mengalami alergi adalah masalah pada saluran cerna, mulai dari muntah, diare, darah dalam feses. Selain itu juga ada masalah lain pada kulit seperti bentol merah yang gatal, bentol merah berisi cairan dan kulit kering.