REPUBLIKA.CO.ID, Tren sunat saat ini bukan hanya dilakukan oleh anak-anak, tapi juga oleh pria dewasa. Bahkan angkanya mencapai dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Lalu apakah bedanya sunat dewasa dengan sunat anak-anak?
Pakar sunat dewasa, dr Muhhamad Zaiem, menjelaskan pada prinsipnya sunat atau khitan dewasa dan anak sama saja definisinya, yaitu tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Hanya saja sunat pada dewasa dibutuhkan perhatian khusus karena terdapat kesulitan yang berbeda. “Sunat dewasa susah-susah gampang,” ungkapnya dalam acara media visit Sunat Dewasa adalah Kebutuhan Kesehatan di Graha Sunatan Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Pada anak-anak, lanjutnya, dokter lebih leluasa melakukannya. Karena kulit kulup (penutup kepala penis) anak-anak lebih elastis. Selain itu pada anak-anak proses penyembuhan luka sunat juga lebih cepat. Pada pria dewasa, luka pasca sunat akan sembuh selama lima sampai tujuh hari dengan kondisi normal tanpa penyulit atau komplikasi. Selain itu luka tidak boleh terkena basah. “Semakin muda usianya semakin cepat penyembuhannya. Pada orang tua, semakin tua usia, semakin lama penyembuhannya,” ujarnya.
Kemudian secara fisiologis, laki-laki dewasa, jika tersenggol sedikit oleh pasangan secara langsung maka alat vitalnya itu akan terangsang dan mengalami ereksi atau bahasa awamnya ‘bangun’.
“Pada pria dewasa, lebih sensitif terhadap rangsangan seksual, sehingga penis mudah ereksi,” tambahnya seraya menambahkan jangankan tersentuh langsung oleh pasangan, melihat gambar-gambar yang merangsang saja, penis pria dewasa bisa langsung tegang.
Setelah sunat pun, penis pria dewasa disarankan untuk tidak sering-sering kena rangsangan. Jadi sebaiknya menghindari dulu pasangan.
“Selama satu bulan jangan berhubungan dulu. Karena proses penyembuhan khitan maksimal dalam sebulan. Kalau ternyata dua minggu setelah khitan, penisnya sudah digunakan, maka risikonya bisa lepas jahitan,” jelasnya.