REPUBLIKA.CO.ID, Pada dasarnya, tindakan sunat pada pria dewasa sama saja dengan sunat pada anak-anak. Meski demikian, pada pelaksanaannya tindakan sunat pada orang dewasa tidak semudah pada anak-anak.
Menurut Pakar Sunat Dewasa dari Rumah Sunatan, dr Muhammad Zaiem, secara fisik, penis pria dewasa memiliki karakteristik yang berbeda dari anak-anak dan lebih berisiko mengalami perdarahan. Karakterisitik kulup atau prepusium yang hendak dibuang pada anak dan dewasa juga berbeda sehingga memerlukan penanganan khusus.
Kendala lainnya, pria dewasa rutin mengalami ereksi bahkan dengan rangsang kecil sekalipun sehingga berisiko menimbulkan rasa nyeri, perdarahan, hingga terlepasnya jahitan setelah sunat dilakukan.
Selain fisik, dr Mahdian Nur Nasution, SpBS juga dari Rumah Sunatan megatakan faktor yang sangat krusial dalam sunat dewasa adalah psikis. Pria dewasa umumnya enggan disunat karena malu dan merasa sudah terlalu tua untuk disunat.
Selain itu, orang dewasa dapat merasa kuatir, baik karena membayangkan prosedur yang menakutkan dan menyakitkan maupun kuatir tindakan sunat dapat memengaruhi aktivitas seksualnya.
“Apalagi jika tindakan sunat dilakukan tanpa pendekatan emosional atau tanpa disertai penjelasan mendetil dan menenangkan. Akibatnya, banyak orang dewasa yang menunda disunat meski terdapat indikasi medis, seperti fimosis atau infeksi di daerah penis,” ungkapnya.