REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker usus merupakan suatu penyakit yang kasusnya cukup tinggi di dunia. Kanker usus merupakan penyakit yang berawal dari tumbuhnya tumor ganas yang menyerang organ pencernaan, terutama usus besar manusia.
Selain itu, kanker usus juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal di usus kecil dan anus. Kanker usus biasanya di diagnosis dengan metode kolonoskopi.
Menurut ahli bedah perut RS Siloam Kebon Jeruk, dr Errawan R. Wiradisuria, SpB(K)BD, siapapun bisa saja terkena kanker usus. Namun, kebanyakan kasus terjadi pada orang berusia diatas 40-70 tahun, baik pria maupun wanita walaupun jika dilihat dari statistik pria sedikit lebih rentan terkena kanker usus dibandingkan wanita (belum ada penelitian lebih lanjut).
"Kanker usus kebanyakan terjadi di area rektum atau bagian usus besar paling bawah, yang seringkali orang mengira ini merupakan penyakit hemoloid atau ambeien. Pada stadium yang lebih lanjut, jika dibiarkan tumor tersebut akan semakin membesar dan mengakibatkan sering buang air besar berdarah, sulit buang air besar, sering mencret, tidak bisa buang angin dan mengakibatkan perut menjadi kembung," kata Errawan, dalam diskusi mengenai Bahaya Kanker Usus di sebuah radio, belum lama ini.
Menurutnya jika sudah seperti itu, jalan satu-satunya yang harus dilakukan adalah membedah perut dan mengeluarkan kotoran dari dalam usus. Faktor penyebab utama penyakit ini sebenarnya belum diketahui lebih jelas, namun dugaan sementara penyakit ini timbul akibat pola hidup yang tidak sehat melalui konsumsi makanan, faktor genetik, obesitas dan jarang makan sayur dan buah pun terkadang dapat menjadi pemicu kanker usus.
Hal ini dikarenakan makanan yang kurang serat nabati akan menyebakan proses pencernaan menjadi kurang sehat. Sehingga makanan yang terlalu banyak mengandung lemak, protein kolesterol, dan kalori tinggi bisa membuat usus bekerja terlalu keras dan menimbulkan masalah penyakit kanker usus.