REPUBLIKA.CO.ID, Selebritas Muhammad Farhan dalam acara Kick Andy beberapa waktu lalu, menceritakan kepiluannya tatkala ayahnya teramat kesulitan menjawab untuk sebuah pertanyaan sederhana: ketika ditanya tentang hari dan tanggal. Setelah harus terlebih dahulu berpikir keras, sampai akhirnya si ayah menjawab: saya tidak tahu. Hal senada juga dialami Alice Howland.
Suatu waktu, Alice menghabiskan waktu senggangnya berolahraga di Harvard Yard. Namun, Alice tiba-tiba mengalami kesulitan menemukan jalan pulang ke rumahnya di Poplar Street meski telah sering dilaluinya hampir saban hari. Alice bingung tidak tahu arah menuju rumahnya meski hanya berjarak satu kilometer.
Alice juga kesulitan menyampaikan presentasi linguistik-nya di hadapan mahasiswa dan kolega. Dia mendadak kesulitan mengingat dan melafalkan sebuah istilah linguistik. Setelah selang beberapa jam, ia akhirnya dapat mengingat istilah itu dengan ingin mengatakan kata “leksikon” (halaman: 11).
Sebagai dosen psikologi dan linguistik di Harvard dan ibu bagi tiga anak, peristiwa itu membuatnya frustasi dan berniat hidupnya ingin diakhiri. Kebanyakan masyarakat kita menganggap laku macam itu disebut pikun. Menganggap pula fenomena tersebut sebagai suratan takdir yang memang sewajarnya menimpa banyak orang di usia sepuh.
Dalam dunia kedokteran, tamsil laku macam itu dinamakan Alzheimer. Sebagai penyakit, Alzheimer didasarkan pada gejala semisal mengendurnya memori/daya ingat atau mudah lupa untuk sebuah peristiwa/hal yang baru saja terjadi.
Begitu melihat ada yang tidak beres pada dirinya, Alice segera memeriksakannya ke dokter. Awalnya dua kejadian itu ia anggap sebagai akibat menopause di usianya ke-50 tahun. Apalagi, konon gejala menopause adalah sering mengalami disorientasi dan mudah lupa