REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Dahulu kala, pendektesian penyandang autisme hanya dapat terbaca ketika mereka telah dewasa. Kini para ilmuan berhasil menemukan tes refleks senter untuk mendiagnosa autisme sejak dini.
Tes ini mirip seperti yang dilakukan oleh para dokter dengan memberikan pencahayaan pada kedua mata seseorang. Temuan mengemukakan bahwa penyandang autisme, pupil mereka akan mengerut lebih cepat saat terkena kilatan cahaya.
"Ini pengujian yang murah, non invasif namun dapat menjadi pengukur fisiologis autisme," ujar Dr Georgina Lynch, Professr Klinis Asisten Patologi dilansir dari Dailymail, Jumat (16/10).
Menurutnya, respon yang cepat dapat menunjukkan anak tersebut didiagnosa menyandang autisme. Mereka kesulitan melakukan kontak mata dan bila mendapat terpaan cahaya terang mereka langsung sensitif.
Dr Lynch akan mengambil langkah lebih lanjut dengan memberikan tembakan seperti di optik dan oculomotor saraf yang terletak di batang otak. "Hal ini penting dilakukan untuk dapat saling memperhatikan sekaligus mempelajari fitur dinamis terhadap wajah seseorang," ujarnya.
Tes ini murah dan sangat mudah untuk melihat bagaimana respon anak tersebut secara objektif. Sehingga tidak hanya mengandalkan penilaian perilaku saja yang baru dapat diketahui setelah anak tersebut berusia di atas tiga tahun.
Apa yang terjadi degan tes cahaya tersebut?
Anak-anak dengan penyandang autisme, pupil mata mereka akan mengerut 70 persen. Kenyataan seperti ini sudah dapat diketahui oleh para dokter anak. Sehingga dapat langsung mengonfirmasi kepada kedua orangtua untuk segera melakukan pengobatan lebih cepat.
"Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang anak untuk hidup normal seperti anak-anak yang lain," ujar Lynch, tim dari Washington University.