Jumat 16 Oct 2015 08:27 WIB

Cuci Tangan Sanggup Cegah Kematian Lebih Banyak

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
 Sejumlah siswa melakukan cuci tangan pada acara Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di Sekolah Dasar (SD) Ungaran 1, Yogyakarta, Rabu (22/10). (Antara/Noveradika)
Sejumlah siswa melakukan cuci tangan pada acara Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di Sekolah Dasar (SD) Ungaran 1, Yogyakarta, Rabu (22/10). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, Tangan merupakan salah satu anggota tubuh yang diketahui menjadi tempat berkembangnya kuman-kuman. Walaupun tangan terlihat tampak bersih, namun ternyata jika dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui mikroskop, lebih dari seribu kuman penyebab penyakit berawal dari tangan.

 

Tangan memang bagian anggota tubuh kita yang mempunyai mobilitas tinggi. Tapi, yang lebih membuat tangan begitu istimewa adalah karena mempunyai frekuensi tinggi dalam bersentuhan dengan benda-benda atau barang di sekitar tubuh. Hal inilah yang kemudian membuat tangan berpotensi besar sebagai jalan masuknya berbagai macam penyakit ke dalam tubuh.

 

Untuk mencegah hal tersebut, mencuci tangan penting dilakukan. Kegiatan mencuci tangan, mungkin terlihat sangat sepele untuk dilakukan. Namun, faktanya masih banyak yang belum menyadari akan pentingnya kegiatan tersebut bagi tubuh. Padahal dengan mencuci tangan secara rutin dapat mencegah datangnya penyakit berbahaya.

 

Data dari organisasi kesejahteraan anak dunia (UNICEF) tahun 2013 menyebutkan bahwa, setiap tahunnya ada lebih dari 1,7 juta kasus kematian anak di bawah umur disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare akibat kuman-kuman yang bersarang di tangan. Di Indonesia sendiri, data tersebut kondisinya pun cukup mengkhawatirkan.

 

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Koesmedi Priharto, Sp.OT, M.Kes, UNICEF bahkan mencantumkan nama Indonesia sebagai satu dari 15 negara dengan jumlah angka kematian balita tertinggi, yakni sebanyak 29.000 kasus per tahun akibat ISPA dan diare. Sementara berdasarkan riset kesehatan (Riskesdas) Kemenkes pada tahun 2013, menyebutkan prevelensinya sebesar 10,2 persen dari penduduk Indonesia.

 

“DKI sendiri juga merupakan daerah dengan angka diare tertinggi, yakni sebesar 8,9 persen. ISPA juga masuk dalam peringkat empat besar, sebagai penyakit yang kerap diderita oleh balita sebesar 21,7 persen. Dan kasusnya pun banyak terjadi pada balita usia 12-23 bulan,” ungkap Koesmedi, dalam acara Hari Cuci Tangan Sedunia yang diadakan Unilever dan Lifebuoy di Jakarta, Kamis (15/10).

 

Fakta tersebut menurut Koesmedi tentu sangat memprihatinkan, mengingat DKI merupakan ibu kota negara yang tentu segala fasilitas termasuk air bersih banyak tersedia dibandingkan daerah lain. Untuk mengurangi masalah tersebut, lagi-lagi kebiasaan mencuci tangan penting untuk dilakukan.

 

“Hidup sehat dan membiasakan cuci tangan sebelum-sesudah makan dan sehabis dari toilet sangat penting untuk di terapkan sejak kecil. Karena, penyakit-penyakit ini kerap mengintai anak-anak maka peran orang tua untuk membiasakan cuci tangan juga dirasa sangat penting,” lanjutnya.

 

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menurut Koesmedi juga merupakan salah satu dari sepuluh indikator tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang danjurkan oleh Kemenkes RI. Kegiatan yang dianggap sepele, namun memiliki fungsi penting dan terbukti efektif mengurangi masuknya berbagai macam penyakit ke dalam tubuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement