REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1980-an, sebelum skrining ketat dilaksanakan, beberapa orang di Australia pernah terinfeksi virus HIV lewat transfusi darah. Hal ini dikenal dengan istilah Sydney Blood Bank cohort dimana mereka semua menerima darah dari pendonor yang terinfeksi HIV tunggal.
Semua orang berasumsi ini adalah kesalahan fatal. Namun, 30 tahun kemudian, sekitar separuh dari mereka yang terinfeksi menunjukkan tidak ada replikasi virus yang terdeteksi dalam darah mereka. Virus tersebut ternyata tidak berkembang menjadi AIDS.
Jadi, ada apa di balik kejadian tak biasa ini? Bukankah 30 tahun semestinya menjadi waktu cukup untuk membuat HIV berkembang menjadi AIDS? Dua studi baru dipublikasikan dalan Journal of Nature menunjukkan beberapa potongan penting dari teka-teki ini.
Penerima terinfeksi strain virus dari pendonor yang darahnya ternyata tidak menghasilkan satu protein bernama Nef. Awalnya, protein ini yang diyakini menghambat replikasi virus HIV. Virus HIV yang berkembang di dalam darah tanpa protein Nef tampak normal.
Menariknya, ketiadaan protein Nef dalam darah termasuk hal yang langka dalam kehidupan manusia. Peneliti studi, Massimo Pizzato mengatakan efek ini bergantung pada jenis sel yang menghasilkan HIV.
"Sel manusia ada yang memiliki Nef dan ada juga yang tidak," kata Pizzato, dilansir dari IFL Science, Jumat (16/10).
Tim peneliti menemukan gen atau sel yang tidak mengandung Nef masih bisa menularkan HIV, namun tidak akan berkembang. Ada dua jenis protein, SERINC3 dan SERINC5 yang tampaknya mampu meredam inefektivitas HIV.
Kedua protein ini hanya bisa diaktifkan jika tidak ada Nef dalam tubuh seseorang. Dengan ketiadaan Nef, virus HIV tetap ada di tubuh si penderita namun tidak akan berkembang. Peneliti lainnya, Heinrich Göttlinger mengatakan kedua protein ini bisa mencegah kontak sel dengan virus. Virus HIV akan sulit masuk ke dalam dinding sel.
Apakah temuan ini bisa bermanfaat bagi pasien HIV? Ini masih harus dilihat. Peneliti masih menyelidiki lebih lanjut apakah inhibitor benar-benar langsung berinteraksi dengan Nef atau tidak. Meski demikian, ini memberi ilmuwan kesempatan untuk merancang ide semacam memblokir molekul protein tertentu untuk mencegah pengembangan virus HIV.