Rabu 21 Oct 2015 11:30 WIB

Kempiskan Tumor dengan Jamu Godokan

Rep: C32/ Red: Indira Rezkisari
Para pedagang jamu melayani konsumen saat acara Makan bakso dan minum jamu bersama dalam peringatan Hari Konsumen Nasional di Lapangan Parkir Gedung Sarinah, Jakarta, Ahad (10/5).  (Republika/Prayogi)
Para pedagang jamu melayani konsumen saat acara Makan bakso dan minum jamu bersama dalam peringatan Hari Konsumen Nasional di Lapangan Parkir Gedung Sarinah, Jakarta, Ahad (10/5). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, Rempah-rempah sudah menjadi bahan komoditi luar biasa, misalnya dipergunakan untuk jamu. Salah satunya jamu godokan yang sudah fenomenal dari dulu yang terkenal akan khasiatnya bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit.

Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional (GPJOT) Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengatakan jamu bisa digabungkan dengan rempah-rempah, salah satunya jamu godokan. Khasiat jamu godokan bahkan bisa untuk pengobatan penyakit berat.

"Kalau mau mengempeskan tumor minumlah jamu godokan kalu tak mau pakai obat kimia," kata Ranny dalam acara Pameran Jalur Rempah di Museum Nasional, Selasa (20/10).

Mendapatkan jamu godokan juga tidak sulit, meskipun jarang namun di pasar-pasar tradisional juga masih banyak dijual. Bahan-bahan rempah yang digunakan juga beragam dalam satu kemasan jamu godokan.

"Ada bahan dari temulawak namun juga ada beberapa macam. Jamu godokan sangat bagus, karena yang yang sifatnya cair gampang diserap tubuh," ungkap Ranny.

Selain tumor, penyakit miom juga pengobatannya bisa dibantu dengan jamu godokan. Jamu godokan yang sudah dikeringkan bisa direbus dan airnya bisa dikonsumsi untuk jamu.

Jamu tradisional yang kaya akan rempah-rempah Indonesia sangatbmengandung khasiat bagi kesehatan. Pameran Jalur Rempah-rempah juga sengaja digelar untuk mengingatkan kembali betapa kayanya Indonesia dalam menghasilkan rempah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement