REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker payudara selalu menjadi momok menakutkan bagi sebagian kaum wanita. Bahkan penyakit ini menjadi perhatian di seluruh dunia setelah kanker rahim.
Hal mendasar yang perlu diperhatikan wanita adalah gejala umum dari penyakit tersebut. Seperti dikatakan oleh konsultan ahli bedah payudara dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, Dr. Alfiah Amiruddin, MD, MS menurutnya gejala-gejala yang terjadi pada kanker payudara antara lain adalah terjadi benjolan yang permanen dimana benjolan itu tidak sakit dan terasa keras ketika disentuh, terjadi penebalan pada kulit payudara atau disekitar ketiak, perubahan ukuran dan bentuk payudara, kulit payudara berkerut, dari puting payudara keluar cairan berupa darah hingga terjadi tarikan pada puting susu.
Untuk mengetahui apakah keadaan payudara normal atau tidak sebaiknya rajin melakukan pemeriksan payudara sendiri (SADARI). Kanker adalah benjolan yang terjadi pada tubuh, yang terjadi karena berbagai sebab antara lain karena pertumbuhan sel yang berlebihan, pernah terjadi benturan yang berat, trauma dan masih banyak lagi sebab yang lain.
"Sebab-sebab tersebut biasanya disebut dengan tumor. Tumor terdiri dari ganas dan jinak. Kanker sendiri merupakan jenis tumor yang ganas, yang dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain (metastase) dimana hal ini dapat terjadi melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening," kata dia.
Langkah SADARI ini juga merupakan langkah sederhana yang dapat dilakukan para wanita di mana saja. Semakin dini di deteksi maka penanganannya juga akan semakin mudah dan harapan hidup akan semakin panjang.
Alfiah juga mengungkapkan bahwa jika kanker payudara dapat dideteksi dini, tak jarang banyak pasiennya yang juga dapat sembuh dan terbebas dari penyakit tersebut. Salah satunya adalah Dinda Nawang Wulan, yang terkena kanker payudara di usia 30 tahun dan merasa beruntung karena penyakitnya dapat di deteksi sejak dini, sehingga penanganannya pun jauh lebih mudah.