REPUBLIKA.CO.ID, Musik dapat mempengaruhi kesehatan mental. Para peneliti membuktikan bahwa saat mendengarkan musik aktivitas saraf dapat merasakan bahagia, sedih, atau bahkan takut.
Penemuan ini dilakukan oleh para peneliti dari Centre for Interdisciplinary Music Research di University of Jyvaskyla, Aalto University di Finlandia and Aarhus University di Denmark yang dipublikasikan pada bulan Agustus lalu di jurnal Human Neuroscience.
Para peneliti menunjukkan bahwa orang yang sering mendengarkan musik sedih atau musik agresif mungkin mengalami kecemasan yang lebih tinggi atau neuroticism. "Gaya mendengarkan musik dalam perasaan ekspresi negatif, belum tentu meningkatkan suasana hati yang negatif," kata ketua penulis penelitian dan pengembang musik di Mood Regulation (MMR), Dr Suvi Saarikallio seperti dilansir dari Independent, Rabu (28/10).
Penulis senior studi tersebut, Prof Elvira Brattico mengatakan seorang pria yang mendengarkan musik untuk mengekspresikan perasaan negatif mereka dapat membuat aktivitas otak medial prefrontal cortex (Mpfc) lebih sedikit dibandingkan dengan Mpfc perempuan. Menurut dia, MPpc akan aktif selama mendengarkan musik.
"Hasil ini menunjukkan hubungan antara mendengarkan musik gaya dan aktivasi Mpfc, yang bisa berarti bahwa gaya mendengarkan musik tertentu memiliki efek jangka panjang pada otak."
Para peneliti berharap bahwa penelitian mereka dapat digunakan untuk membantu terapi musik kepada mereka yang mengalami gangguan emosi."Kami berharap karya kami dapat mendorong semua orang untuk berpikir tentang bagaimana cara berbeda dalam mendengarkan musik, yang mungkin membantu atau merugikan kesejahteraan mereka sendiri," Jelas seorang terapis musik dan penulis cerita Emily Carlson.