REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit jantung merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, termasuk di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (2013) juga mencatat terjadinya kenaikan jumlah penderita penyakit jantung pada kelompok umur usia yang lebih muda di Indonesia, yaitu di bawah usia 45 tahun.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Siloam ASRI, dr Estie Puspitasari, SpPD mengatakan melihat fenomena yang terjadi saat ini, dimana terjadi peningkatan angka penderita penyakit jantung yang bahkan sudah menyerang kelompok usia muda, perlu adanya upaya pencegahan sedini mungkin.
Caranya dengan membangkitkan kesadaran masyarakat agar mulai mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat, yang meliputi pemilihan nutrisi yang tepat, aktif berolah raga, dan istirahat yang cukup.
Pemilihan nutrisi dapat dilakukan dengan menghindari makanan berlemak dan memilih makanan tinggi serat. Diet rendah lemak dan tinggi serat terbukti signifikan dapat membantu menurunkan kolestrol sehingga menurunkan risiko penyakit jantung dan mencegah stroke.
Masyarakat juga disarankan untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans yang sering disebut sebagai lemak jahat karena dapat memperburuk profil kolesterol darah, yang berdampak negatif terhadap kesehatan jantung.
"Selain itu, perlu aktif bergerak dan olah raga untuk menekan risiko penyakit jantung, serta jangan lupa untuk memiliki kualitas istirahat yang baik, dengan tidur yang cukup," sarannya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/10).