Kamis 29 Oct 2015 20:36 WIB

5 Mitos Umum Tentang Makanan dan Minuman

Rep: MGROL50/ Red: Winda Destiana Putri
Makanan
Foto: Yasin Habibi/Republika
Makanan

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak yang menyatakan bahwa gula adalah makanan yang harus benar-benar di hindari.

Beberapa dari mereka beranggapan bahwa kesehatan dan gizi kita harus di jaga dengan baik dan untuk itu jangan sekali-kali Anda mencoba untuk mengonsumsi gula.

Sebuah studi terbaru akan membuat sebuah kebijakan yang akan menjernihkan kesalahpahamam tentang makanan dan minuman yang Anda konsumsi.

Berikut 6 mitos umum tentang makanan dan minuman yang Republika.co.id kutip dari Independent Rabu (28/10).

Makanan berlebel rendah lemak tidak selalu "rendah lemak"

Monika Siemicka, dari British Dietetic Association, baru-baru ini mengatakan kepada independent bahwa makanan berlabel "rendah lemak" sering memiliki tingkat yang lebih tinggi dari gula, dan karena itu kontraproduktif.

Larangan "jangan meminum anggur merah" tidak selalu benar

Ada banyak studi terbaru menunjukkan justru sebaliknya. Satu menunjukkan bahwa resveratrol antioksidan, yang dapat mencegah penurunan memori yang berkaitan dengan usia, ditemukan pada kulit anggur merah, dapat mencegah penurunan memori yang berkaitan dengan usia. Resveratrol juga dikatakan dapat mencegah seekor tikus mengalami kenaikan berat badan. Dan para ilmuwan terkemuka mengatakan bahwa hal itu juga berdampak sama pada manusia.

Kalimat "melewatkan sarapan membuat gemuk" tidak selalu bisa dipercaya

Beberapa tahun yang lalu, para peneliti di sebuah rumah sakit di New York menyatakan sebuah gagasan yang diterima oleh masyarakat luas bahwa melewatkan sarapan dapat membuat Anda gemuk.

Namun, dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh Columbia University tahun lalu, peneliti menemukan bahwa melewatkan sarapan setiap hari selama empat minggu mengarah ke pengurangan berat badan.

Pernyataan "kopi buruk bagi kesehatan" belum tentu juga

Banyak yang sering mengatakan bahwa kopi harus dihindari dan tidak boleh diandalkan saat sedang beraktivitas.

Sebuah studi dari 25.000 pria dan wanita, yang dipimpin oleh Rumah Sakit Samsung Kangbuck di Seoul, Korea Selatan, menemukan bahwa orang yang minum antara tiga dan lima cangkir kopi sehari dapat mengurangi risiko serangan jantung, karena kopi dapat mengurangi kemungkinan penyumbatan arteri.

"Lemak jenuh dalam daging dan susu meningkatkan risiko penyakit jantung", betulkah?

Sebuah studi mengenai implikasi kesehatan yang menyatakan bahwa makanan yang mengandung lemak jenuh seperti telur, cokelat dan krim, dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, diabetes tipe-2 atau stroke.

Dan sebuah temuan terbaru yang dipublikasikan dalam British Medical Journal, mengkonfirmasi bahwa saran kesehatan tersebut yang mengharuskan mengurangi makanan yang kaya lemak jenuh mungkin telah sesat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement