Selasa 03 Nov 2015 08:36 WIB

Pria tak Perlu Khawatir Kanker Payudara, Tapi...

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Meski penyakit kanker payudara didominasi penderita Kaum Hawa, ada satu persen diantaranya merupakan pria.
Foto: pixabay
Meski penyakit kanker payudara didominasi penderita Kaum Hawa, ada satu persen diantaranya merupakan pria.

REPUBLIKA.CO.ID, Pria mungkin tak terlalu khawatir dengan ancaman kanker payudara, namun bukan berarti seluruhnya bisa bebas dari penyakit yang umumnya menyerang wanita ini. Oleh sebabnya, pria tetap harus melakukan skrining, khususnya mereka yang berisiko tinggi mengidap penyakit ini.

Pria di atas 60 tahun ada yang berpotensi menderita kanker payudara. Usia merupakan faktor risiko penyakit tertentu. Semakin bertambah usia Anda, semakin besar risikonya.

Skrining payudara juga disarankan pada wanita berusia 50-70 tahun. Tes skrining pada wanita disebut mamografi. Ini termasuk menggunakan radiasi pengion yang dengan sendirinya bisa menginduksi kanker, meski kemungkinannya tak terlalu besar.

Tidak ada tes diagnostik yang 100 persen akurat. Namun, mamografi pada umumnya efektif mendeteksi penyakit kanker payudara. Skrining dini bisa meningkatkan harapan hidup pasien dan mencegah penyakit menuju stadium lanjut.

Dilansir dari IFL Science, Selasa (3/11), kemungkinan pria terkena kanker payudara hanya satu persen. Skrining menguntungkan sebagian kecil dari laki-laki.

Meski sangat kecil, kanker payudara pada pria berdampak jauh lebih buruk dari wanita. Anatomi payudara laki-laki menyebabkan kanker payudara cepat menyebar ke jaringan tubuh sekitarnya.

Pria yang membawa mutasi genetik tertentu, disebut BRCA2 berisiko terkena kanker payudara. Di Amerika Serikat, American National Comprehensive Cancer Network menyarankan pria yang berisiko tinggi terkena penyakit ini sebaiknya melakukan mamogram pada usia 40 tahun dan secara berkala setiap tahunnya.

Sayangnya sejauh ini belum ada negara yang memberlakukan program skrining payudara secara nasional sehingga masih membutuhkan biaya pribadi yang cukup mahal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement