Jumat 13 Nov 2015 13:01 WIB

Diare karena Bakteri? Obatnya tak Selalu Antibiotik, Lho

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
obat antibiotik
Foto: corbis
obat antibiotik

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika seseorang mengalami diare sekitar dua hingga tiga kali sehari, sudah pasti merasa panik dan segera mencari pertolongan utama dengan mengkonsumsi obat anti diare, termasuk obat antibiotik. Padahal menurut dr. Nurul Itqiyah Hariadi, MD, FAAP diare merupakan cara alami tubuh untuk membuang zat-zat beracun di dalam perut.

Dokter sekaligus relawan Yayasan Orang Tua Peduli ini mengungkapkan bahwa, diare sebaiknya ditangani dengan tidak segera menggunakan obat. Penanganan pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan asupan cairan yang diminum oleh orang tersebut.

“Manusia bisa hidup berhari-hari kalau tidak makan tapi, tidak bisa hidup lama kalau tidak minum. Sama halnya ketika seseorang terkena diare, penting  untuk tetap memberikan asupan minuman agar tidak dehidrasi. Untuk pertolongan utama sebaiknya pasien diberikan larutan oralit ketimbang obat,” ungkap Nurul dalam acara World Antibiotic Awareness Week di Jakarta, Kamis (12/11).

(baca: Daging Juga Baik Bagi Kesehatan Jantung)

Akan tetapi, selain pemberian asupan cairan hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah mengenali gejala diare. Apabila seseorang sudah mengalami diare berdarah hingga muntah-muntah maka harus segera ditangani oleh dokter.

“Biasanya kalau sudah diare akut seperti itu dokter memberikan tindakan infusan bukan malah memberikan obat antibiotik. Karena walau disebabkan oleh bakteri, diare belum tentu membutuhkan antibiotik,” tambahnya.

Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap bijak menggunakan obat antibiotik. Sebaiknya kenali dahulu penyebabnya, konsultasikan ke dokter dan jangan sembarangan membeli obat antibiotik di pasaran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement