Rabu 18 Nov 2015 08:02 WIB

Lula Kamal Paparkan Seperti Apa Olah Raga yang Benar

Red: Indira Rezkisari
Aktif bergerak belum tentu sudah cukup melakukan olah raga. Patokannya, perhatikan denyut jantung tak semata keringat yang keluar.
Foto: Republika/Prayogi
Aktif bergerak belum tentu sudah cukup melakukan olah raga. Patokannya, perhatikan denyut jantung tak semata keringat yang keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, Dokter yang juga pembawa acara, Lula Kamal, menyarankan untuk berolah raga selama minimal 30 menit dengan frekuensi tiga kali seminggu untuk mendapatkan hidup yang sehat.

"30 menit pertama yang dibakar gula darah," kata Lula, saat seminar di Jakarta, Selasa (17/11). Ia menyarankan untuk mengukur gula darah sebelum dan setelah olah raga untuk melihat berapa pengurangannya.

Komponen lain yang dibakar setelah 30 menit adalah lemak sehingga bila ingin menurunkan berat badan ia menyarankan untuk berolah raga di atas 30 menit. "Paling bagus satu jam. Lebih dari itu belum tentu," kata dia. Olah raga rutin itu sebaiknya disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan.

Ia mengingatkan keringat bukan menjadi ukuran olah raga melainkan denyut jantung.

(baca: Olahraga Ringan Bantu Cegah Osteoporosis)

Cara menghitung denyut jantung setelah olahraga adalah 220 dikurangi umur, denyut berada di angka 55 hingga 80 persen angka tersebut, Melakukan pekerjaan sehari-hari seperti menyapu dan mengepel belum tentu berolahraga meski berkeringat.

"Bergerak, ya. Berolahraga, belum tentu," kata dia.

Ia pun menambahkan hidup sehat perlu ditunjang dengan makanan yang sehat. Usia 30 menurut dia saatnya mengurangi konsumsi gula, garam, lemak dan kopi (maksimal dua cangkir sehari) agar tetap sehat saat usia senja. Istirahat yang cukup juga penting, terutama menjaga kualitas tidur, bukan kuantitasnya.

Selain itu, mengelola stres juga tak kalah penting agar hidup tetap sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement