REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak kaum pria menilai bila testis gagal memproduksi kadar testosteron fisiologis secara optimal, gejala yang paling umum dilihat hanya pada faktor seks semata. Seperti penurunan libido atau dorongan seksual.
Padahal, ada banyak tanda-tanda lain yang dapat mengindikasikan bahwa seorang pria terindikasi kekurangan testosteron. Atau dalam bahasa medis biasa disebut hipogonadisme.
(Baca:Lelah dan Depresi, Hati-Hati Anda Mungkin Kekurangan Testosteron)
Dokter Spesialis Andrologi Nugroho Setiawan mengungkapkan terdapat beberapa gejala lain yang dapat dikaitkan dengan hipogonadisme atau kurangnya kadar testosteron. Antara lain, disfungsi ereksi atau penurunan frekuensi ereksi, menurunnya bone mineral density yang menyebabkan meningkatnya risiko patah tulang.
"Daya tahan tubuh menurun, penurunan kekuatan dan masa otot, cepat merasa lelah dan sulit konsentrasi, peningkatan masa lemak yang biasanya membuat perut seorang pria membuncit adalah juga gejala hipogonadisme," jelas Nugroho saat mengisi diskusi terkait hipogonadisme di Double Tree Hotel, Cikini, Kamis (19/11).