Kamis 19 Nov 2015 18:58 WIB

Wah, Kekurangan Testosteron Juga Bisa Menyerang Remaja

Rep: C23/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anak-anak pun terkena masalah mikropenis yang mengganggu pertumbuhan dan pubertasnya.
Foto: pixabay
Anak-anak pun terkena masalah mikropenis yang mengganggu pertumbuhan dan pubertasnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak kaum pria menilai bila testis gagal memproduksi kadar testosteron fisiologis secara optimal, gejala yang paling umum dilihat hanya pada faktor seks semata. Seperti penurunan libido atau dorongan seksual.

Padahal, ada banyak tanda-tanda lain yang dapat mengindikasikan bahwa seorang pria terindikasi kekurangan testosteron. Atau dalam bahasa medis biasa disebut hipogonadisme. (Baca: Lelah dan Depresi, Hati-Hati Anda Mungkin Kekurangan Testosteron)

Hipogonadisme, menurut Dokter Spesialis Andrologi Nugroho Setiawan, memang lebih sering menyerang pria dengan usia lanjut. Antara usia 50 tahun hingga 80 tahun. Karena pada usia demikian, kerja testis memproduksi testosteron dan spermatozoa sudah tak optimal.

(Baca: Ini Beberapa Gejala Anda Kekurangan Testosteron)

Namun, kata Nugroho, hipogonadisme juga dapat menyerang anak-anak usia sebelum pubertas, yakni antara 14 tahuh hingga 16 tahun.

"Bila produksi testosteron tak optimal pada anak laki-laki, biasanya menyebabkan mereka mengalami mikropenis, atau penis yang mengecil," ujar Nugroho.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement