REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi kaum pria yang mengetahui dirinya teserang hipogonadisme atau kekurangan kadar testosteron tak perlu risau. Karena saat ini ada beberapa alternatif pemulihan difisiensi testosteron.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialias Andrologi Nugroho Setiawan. Menurut Nugroho, pengobatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang pria yang terserang hipogonadisme, utamanya adalah terapi sulih testosteron. Caranya, menurut dia, dengan cara terapi sulih testosteron atau mengonsumsi pil yang mengandung testosteron.
(Baca: Catat! Jika Alami 10 Hal Ini Kemungkinan Testosteran Anda Bermasalah)
Namun hal itu, menurutnya, belum cukup ampuh karena zatnya tidak melalui sirkulasi darah, tetapi organ hati. "Kalau lewat hati, fungsinya (pil) akan berkurang atau terkikis," jelas Nugroho, Kamis (19/11).
Sepengetahuannya, sampai saat ini, pengobatan yang cukup ampuh meningkatkan kadar testosteron adalah dengan cara injeksi undecanoate. "Obat resmi yang sampai saat ini paling bagus dan ampuh untuk itu adalah injeksi undecanoate testosteron," ucapnya.
Karena undecanoate, kata Nugroho, meresap melalui aliran darah. "Jadi bisa meningkatkan kadar testosteron hingga 89 persen," jelasnya.
Kendati demikian, bukan berarti peningkatan kadar testosteron dapat melonjak cepat. Menurut Nugroho, lamanya terapi tersebut bisa berlangsung selama enam bulan hingga delapan bulan.
"Dengan syarat, rutin dipantau perkembangannya oleh dokter yang bersangkutan. Biar kadarnya (testosteron) tidak berlebihan dan kekurangan," katanya.
Secara medis, hipogonadisme dapat diartikan sebagai kegagalan testis memproduksi kadar testosteron fisiologis dan jumlah spermatozoa yang normal. Hal ini dapat berdampak pada penurunan kekuatan fisik pada pria, depresi, terserang diabtes, osteoporosis, dan tentu lahirnya disfungsi seksual, seperti penurunan libido atau dorongan seksual, serta disfungsi ereksi.
Baca juga:
Ingin Panjang Umur, Cara Minum Kopi Ini Bisa Ditiru