Senin 23 Nov 2015 10:22 WIB

Ibu, Jangan Buru-Buru Takut Bila Bayi Kuning

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan bayinya
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ibu dan bayinya

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian bayi di Indonesia lahir dalam kondisi kurang sehat, kurang bulan (prematur) dan tidak dapat langsung mendapatkan air susu ibu (ASI) dari ibunya. Padahal, peran ASI bagi bayi yang lahir dalam kondisi tersebut sangatlah penting.

Namun, menurut dokter anak RSCM, dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA, orangtua dari anak yang terlahir prematur seringkali menemukan kesulitan dalam pemberian ASI. Hal ini disebabkan karena gizi ibu kurang, stres dan kurangnya dukungan dari keluarga.

Padahal hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada bayi, terutama bagi bayi prematur. Kuning atau jaundice pada bayi merupakan masalah yang kerap timbul, kondisi ini muncul akibat belum matangnya fungsi pernafasan, jantung, saluran cerna, serta fungsi organ lainnya pada sang bayi.

"Masalah jaundice, atau kuning pada bayi prematur kerap ditemukan. Ketika menemukan bayi yang kuning, orang tua menjadi panik. Padahal kuning pada bayi prematur tidak selalu berbahaya," ungkap sang dokter dalam acara Diskusi Buku Breastfeeding Sick Babies, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia melanjutkan, bayi matur memiliki persentase kuning sebesar 60 persen, sementara bayi prematur sebesar 80 persen. Kuning pada bayi ini disebabkan karena adanya sel darah merah berlebih yang di dapat pada tubuh bayi.

(baac: Ini Ciri Tidur Berkualitas Pada Bayi)

"Bayi yang baru lahir, fungsi organ hatinya masih belum matang, sehingga proses perubahan bilirubin menjadi lambat. Akibatnya, bilirubin akan menumpuk di dalam darah dan jaringan tubuh. Inilah yang kemudian menyebabkan kulit, mata, dan selaput lendir bayi tampak kuning," jelasnya.

Rina mengungkapkan kondisi kuning normal terjadi pada bayi dengan kondisi matur maupun prematur, apabila warna kuning muncul setelah 2x24 jam kelahiran, kadar bilirubin sekitar 10 mg, kuning terjadi hanya di bagian wajah hingga leher, berat bayi cukup, dan bayi aktif menangis serta kuat menyusu. Warna  kuning pada bayi ini akan hilang dengan sendirinya, jika organ hatinya sudah cukup matang karena pada saat itu hati sudah mampu mengubah bilirubin menjadi larut dalam air dan membuangnya dari tubuh.

"Normalnya, warna kuning itu akan hilang di hari ke tujuh. Tapi, perlu diwaspadai jika kuning muncul 24 jam pertama setelah bayi lahir," lanjut Rina.

Rina mengimbau jika kadar bilirubin masih tidak terlalu tinggi, pemberian ASI bisa sangat membantu. Dengan memberikan ASI sesering mungkin, maka proses transportasi bilirubin ke sel hati bayi menjadi lancar. Selain itu, untuk kondisi kuning yang normal, kiranya orang tua bisa menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi sekitar 15-30 menit pada pukul 07.00–09.00 pagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement