REPUBLIKA.CO.ID, Minum teh dalam kondisi panas dengan peningkatan risiko terkena kanker tenggorokan secara tegas dinyatakan dalam sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Kesehatan Inggris tahun 2009. Temuan itu menyimpulkan semakin panas teh yang Anda minum, semakin besar risiko Anda terkena kanker tenggorokan.
Namun jangan buru-buru mengganti teh dengan minuman lain. Ada cara sederhana yang bisa menurunkan risiko kanker tenggorokan dari secangkir teh panas.
"Menambahkan susu dapat langsung menurunkan temperatur sebanyak 5 hingga 10 derajat dan membiarkan teh agak dingin selama 2 menit di dalam cangkir juga dapat mengurangi suhu panas dan teh bisa diminum tanpa menyebabkan luka," kata Professor David Whiteman, Kepala Kelompok Pengawas Kanker di QIMR Berghoffer.
Menariknya, bentuk dari kanker kerongkongan yang terdampak akibat meminum teh dalam keadaaan sangat panas jumlahnya di Australia terus menurun. Kasus-kasus kanker seperti ini semakin jarang ditemui seiring dengan menurunnya angka perokok di Australia, kata Professor Whiteman.
Namun kanker kerongkongan dalam bentuk yang lain yakni — kanker kerongkongan jenis adenocarcinoma — menjadi semakin sering terjadi akhir-akhir ini. Dan faktor risiko itu tidak terkait dengan minum secangkir teh panas.
"Kami sudah melakukan banyak riset mengenai masalah ini," kata Professor Whiteman. "Dan risiko kanker itu dipicu oleh refluks atau aliran membalik dimana isi lambung bergerak berbalik arah kembali ke kerongkongan pipa saluran pencernaan atau esofagus, obesitas, menjadi laki-laki, dan merokok."
"Keempat faktor pendorong bertanggung jawab sebagai pemicu dari 80 atau 90 persen kasus kanker."
Dan hal terbaik menurut Profesor Whiteman untuk meminimalkan risiko adalah mengatasi obesitas. "Dua hal bersama-sama, yaitu mengonsumsi makanan bersuhu panas dan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas itu sama saja menggandakan risiko terkena kanker."
"Jadi jika Anda memiliki keluhan refluks ada baiknya Anda mengurangi berat badan, itu akan membantu refluks Anda dan akan mengurangi risiko kanker."