REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian masyarakat di Indonesia masih menyepelekan peranan sikat gigi. Tidak peduli bentuk dan bahannya, mereka kebanyakan hanya menggunakan sikat gigi agar gigi dan mulutnya bersih dan segar.
Menyikat gigi dua kali sehari dirasa sudah cukup membuat kita terhindar dari masalah gigi dan mulut. Sayangnya, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena pemilihan sikat gigi yang tepat ternyata sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departement of Operative and Preventive Dentistry and Endodontics, Heinrich Heine University tahun 2011 mengungkapkan bahwa menyikat gigi menggunakan sikat dengan bulu yang keras dapat memicu terjadinya trauma pada jaringan lunak pada gigi dan mulut. Menurut drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc, penggunaan sikat gigi yang kurang tepat juga dapat membuat kebersihan gigi dan mulut tidak optimal.
(baca; Awas, Kimia Minuman Bebas Gula Sebabkan Pembusukan Gigi)
"Hal ini diakibatkan oleh plak yang masih menempel, sehingga dapat menimbulkan masalah lain seperti cedera gusi dan dapat menyebabkan abrasi dan resesi gusi. Bahkan yang lebih lanjut bisa menyebabkan gigi menjadi sensitif," ungkap Mirah, dalam acara peluncuran Pepsodent Double Care Ultra Sensitive di Jakarta, Kamis (3/12).
Untuk itu, lanjut Mirah perlu kecermatan memilih sikat gigi yang tepat agar terhindar dari masalah gigi dan mulut. Memilih sikat gigi dengan bulu sikat yang halus juga sangat dianjurkan oleh para dokter gigi.
"Jadi, menyikat gigi tidak boleh asal sembarang saja. Harus diperhatikan pemilihan sikat giginya, serta penting untuk selalu mengganti sikat gigi minimal enam bulan sekali atau setelah sikat gigi terlihat lebih kotor dan mengembang," lanjutnya.
Semua itu dilakukan, tak lain agar gigi dan gusi sehat dan bebas dari masalah.