REPUBLIKA.CO.ID, University of California-Irvine telah melakukan penelitian teh hijau kepada lalat buah Drosophila Melanogaster. Ternyata yang menjadi sasaran dampak reproduksi yaitu embrio dan larva dari berbagai dosis polifenol teh hijau.

Dalam studi tersebut juga menemukan pada perempuan menunjukkan penurunan hasil reproduksi sebanyak 17 persen. Sedangkan pada laki-laki sama sekali tidak terpengaruh tingkat kesuburannya.

Menurut para peneliti sepuluh miligram teh hijau menyebabkan kelainan morfologi pada organ reproduksi seperti testis dan atrofi ovarium. Profesor ilmu farmasi Jafari Mahtab percaya dosis tinggi teh hijau dapat menyebabkan terlalu banyak apoptosis atau sel mati.

Ia juga mencatat dalam tes lain dengan tikus dan anjing, senyawa teh hijau dalam jumlah besar secara dramatis mengurangi berat badan. Hanya saja pada tikus, perkembangan embrionya terkena dampak negatif.  

"Kami berencana untuk mengukur total konsumsi dan mengidentifikasi serta mengukur metabolisme produk alami pada lalat," kata Mahtab seperri dikutip Times of India, Kamis (10/12).

Ia menambahkan, percobaan tersebut akan memungkinkan untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari dosis toksik pada manusia.

Diketahui, teh hijau berasal dari tanaman Camellia Sinensis. Teh tersebut populer di seluruh dunia karena berpengaruh baik untuk otak dan kesehatan jamtung serta diakui sebagai anti-kanker.

(baca juga: Mengenali Faktor Pemicu Nyeri Punggung)

Ikuti Whatsapp Channel Republika