REPUBLIKA.CO.ID, Para peneliti di University of Sidney mengungkapkan kalau tidur secara berlebihan lebih fatal dari mengkonsumsi alkohol. Studi itu menunjukkan tidur berlebih memiliki 44 persen resiko kematian.
"Efek merugikan dari tidur berlebihan adalah lebih penting daripada efek yang merugikan dari kurang tidur," kata Emmanuel Stamatakis, seorang profesor di University of Sydney, seperti dilansir International Business Times, Jum'at (11/12).
Stamatakis menerangkan kombinasi duduk terlalu banyak, tidak cukup berolahraga dan tidur terlalu lama adalah salah satu yang paling beracun dalam penelitian mereka. Para peneliti menganalisis data dari 200.000 subjek berusia 45 tahun ke atas, selama periode enam tahun.
Orang dewasa rata-rata membutuhkan antara 7,5 sampai delapan jam waktu tidur.
Namun, hasil penelitian ini menunjukkan orang yang tidur lebih dari sembilan jam sehari memiliki 44 persen peningkatan risiko kematian, lebih dari risiko delapan persen dari konsumsi alkohol. Untuk orang dengan hipersomnia atau kantuk yang berlebihan, tidur berlebihan adalah gangguan medis. Hal ini menyebabkan orang menjadi mengantuk sepanjang hari, yang biasanya tidak berkurang walaupun sudah tidur siang.
(baca: 6 Makanan Pengganggu Lelapnya Tidur)
Banyak orang dengan kondisi ini mengalami kecemasan, energi yang rendah dan masalah memori. Tidur berlebihan sangat terkait dengan depresi dan status sosial ekonomi rendah.
Sebagai orang tua, tidur mungkin menjadi kurang memuaskan dan kurang restoratif, namun tidur berlebihan juga dapat menyebabkan masalah jantung, diabetes, sakit punggung kronis dan sakit kepala.
Para peneliti juga menyimpulkan bahwa aktivitas fisik memiliki 72 persen risiko kematian, sedangkan merokok meningkatkan risiko kematian sebesar 94 persen.
National Sleep Foundation menjelaskan rutinitas santai sebelum tidur, menghindari tidur siang, alkohol, makan pada waktu tidur dan jadwal tidur yang teratur akan mempromosikan tidur yang lebih baik.