Ahad 20 Dec 2015 06:16 WIB

Hidup Bahagia Buat Seseorang Lebih Sehat, Kenyataannya...

Rep: C23/ Red: Indira Rezkisari
Studi di Inggris  tidak menemukan efek langsung dari ketidakbahagiaan atau stres pada sebuah penyakit atau kematian.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Studi di Inggris tidak menemukan efek langsung dari ketidakbahagiaan atau stres pada sebuah penyakit atau kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, Profesor dari Universitas Oxford, Inggris, Sir Richard Peto menyatakan bahwa bahagia atau ketidakbahagiaan tidak memberikan dampak signifikan terhadap kondisi kesehatan seseorang. Menurutnya, mitos bahagia atau ketidakbahagiaan yang mempengaruhi kondisi kesehatan hanya suatu hubungan kausalitas yang dihubung-hubungkan seseorang.

“Banyak yang masih percaya bahwa stres atau ketidakbahagiaan dapat langsung menyebabkan penyakit, tapi mereka hanya membingungkan sebab dan akibat. Tentu saja orang-orang yang sakit cenderung tidak bahagia daripada mereka yang sehat,” tutur Peto, seperti dilansir laman The Independent.

Hal itu telah Peto buktikan ketika meneliti lebih dari satu juta perempuan di Inggris yang berusia 50 tahun ke atas. Penelitian ini juga melibatkan tim dari National Health Service (NHS).

Penelitian yang telah berlangsung sejak tiga tahun lalu itu dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kondisi kesehatan, kebahagiaan, stres, bahkan apakah para perempuan berusia senja itu merasa santai.

(baca: 7 Makanan Pembangkit Mood Bahagia)

Bila dibandingkan, lima dari enam perempuan yang diminta untuk mengisi kuesioner tersebut mengatakan bahwa mereka bahagia. Hanya satu perempuan yang mengatakan sebaliknya.

Tim peneliti menyimpulkan bahwa ketidakbahagiaan ini dapat dikaitkan dengan beberapa hal, seperti kurang berolahraga, tidak hidup dengan pasangan, dan lain-lain. “Namun wanita yang sudah dalam kesehatan sangat buruk, cenderung mengatakan bahwa mereka tidak bahagia, mengalami stres, tidak dalam kontrol, dan tidak santai,” kata penelitian tersebut.

Salah satu penulis utama yang juga terlibat dalam penelitian ini, yaitu dokter Bette Liu dari Universitas New South Wales, Australia, mengaku dirinya tidak menemukan efek langsung dari ketidakbahagiaan atau stres pada sebuah penyakit atau kematian.

“Penyakit yang membuat Anda tidak bahagia. Tetapi ketidakbahagiaan itu sendiri tidak membuat Anda sakit. Kami tidak menemukan efek langsung atau hubungan dari kedua hal ini,” jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement