Senin 21 Dec 2015 09:14 WIB

Dermatitis Atopik, Penyakit Kulit dengan Pencetus Beragam

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Dermatitis atopic biasa diderit anak, khususnya yang berumur kurang dari lima tahun.
Foto: ist
Dermatitis atopic biasa diderit anak, khususnya yang berumur kurang dari lima tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, Sekitar 90 persen penyakit kulit tidak dapat diketahui penyebabnya. Tapi 10 persen diantaranya dicurigai muncul akibat faktor lingkungan, genetik, pola hidup, tingkat stress seseorang, serta jenis makanan yang disantap.

 

Tidak banyak yang tahu, menurut Dr. Rachel Djuanda, SpKK  ternyata makanan bisa menjadi pencetus munculnya Dermatitis Atopik (DA), namun ini hanya berlaku pada bayi. DA pada orang dewasa sangat jarang dicetuskan oleh makanan, kebanyakan dicetuskan oleh lingkungan dan aktivitas sehari-hari.

 

“Orang dewasa banyak yang masih menerapkan perilaku tidak bersih, terutama ketika berpakaian sehar-hari. Contohnya, masih banyak yang menggunakan jaket yang sudah satu minggu digantung dan tidak dicuci, padahal hal tersebut dapat membuat kulit mudah terkena bakteri dan menjadi iritasi akibat gatal yang ditimbulkan,” ungkapnya.

 

Pada orang berisiko DA bahkan bisa menimbulkan eksim pada kulitnya. Untuk itu, kekenyalan, kelembaban dan kesehatan kulit harus dijaga. Anak-anak sejak dini juga harus diperkenalkan dengan kebersihan kulitnya serta memperkenalkan menggunakan pelembab kulit, yang dapat mencegah pencemaran DA atau penyakit kulit lainnya.

 

“Hal ini diutamakan bagi mereka yang berisiko, khususnya yang memiliki jenis kulit kering. Orang yang beresiko DA dan memiliki kulit kering harus mandi menggunakan sabun dengan Ph tinggi, bukan sabun antiseptik. Selain itu, sebaiknya tidak boleh mandi terlalu lama karena dapat menyebabkan kulitnya semakin kering dan kehilangan kelembaban,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement