REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Cacar air merupakan penyakit menular yang sering menyerang anak-anak dari berbagai kelompok usia. Bahkan, orang dewasa juga dapat terkena serangan penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster ini.
Serangan cacar air ini akan menimbulkan bintik-bintik merah berair dan gatal sehingga mengganggu kenyamanan. Dosen bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UGM, dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A., menjelaskan, cacar air merupakan penyakit yang tidak berbahaya. Namun, penyakit ini dapat membahayakan individu yang memiliki kekebalan tubuh rendah.
Termasuk pada anak-anak maupun balita berstatus gizi buruk ataupun menderita penyakit lain seperti leukimia dan jantung bawaan. Apabila anak-anak yang menderita penyakit tersebut memiliki daya tahan tubuh tidak bagus maka serangan cacar air ini dapat memperberat penyakit yang diderita.
“Individu dengan kekebalan tubuh yang menurun dapat dengan mudah tertular dan bisa mengalami infeksi yang lebih berat,” kata Ida saat dihubungi, Selasa (29/11).
Serangan penyakit yang juga dikenal dengan sebutan Chickenpox ini bisanya timbul dengan ditandai adanya demam, munculnya bintik-bintik merah berair di kulit dan gatal. Penyakit ini mudah menular melalui kontak langsung maupun udara pernafasan penderita. Misalnya bersentuhan kulit maupun terpapar percikan bersin atau batuk penderita cacar air.
Ida mengatakan, upaya pencegahan untuk mengurangi risiko terkena cacar air dapat dilakukan dengan melakukan vaksin cacar air atau varicella. Sedangkan untuk meminimalisir penularannya, orang yang terkena cacar air diharapkan tetap berada di rumah.
“Anak-anak yang terkena cacar air sebaiknya jangan berangkat sekolah dulu sampai bintik-bintiknya benar kering, menghitam, dan mengelupas agar tidak menular ke lebih banyak anak,” kata dia.
Apabila terdapat salah satu anggota keluarga yang terkena cacar air, Ida menyarankan untuk memisahkan penderita dari keluarga lainnya. Terutama dengan anggota keluarga yang belum mendapatkan vaksin ataupun belum terkena cacar air.
“Penderita harus ditempatkan pada kamar terpisah, misalnya kakaknya kena ya sebaiknya tidurnya dipisah dulu dengan adiknya di kamar yang berbeda,” tutur dokter spesialis anak RSUP Dr. Sardjito ini.