Senin 04 Jan 2016 09:47 WIB

Pap Smear Bantu Deteksi Dini Kanker Paling Mematikan di Indonesia

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Papsmear/ilustrasi
Foto: topnews.ae
Papsmear/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap wanita memiliki risiko besar terkena kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks). Keduanya merupakan penyakit kanker yang menduduki peringkat pertama penyebab kematian terbesar di Indonesia.

 

Bahkan WHO mencatat, setiap tahunnya ada sekitar 20.000 kasus baru kanker serviks yang ditemukan di negara ini. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata menurut pusat data dan informasi Kemenkes RI tahun 2015, kanker serviks menempati urutan teratas penyakit kanker di Indonesia.

 

Kanker serviks, menurut spesialis kandungan Bethsaida Hospital Gading Serpong Andriana disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang bersifat onkogenik atau beresiko menjadi penyebab utama kanker serviks. Virus ini biasanya muncul melalui kontak seksual dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis.

 

“Sekitar 70 persen HPV 16 dan 18 menjadi penyebab utama kasus kanker serviks di dunia. Penularannya melalui kontak genital-genital, anal-genital, oral-genital serta manual genital. Selain itu, faktor ris Smasiko lain yang mempengaruhi adalah genetic, proses karsiogemik, status imun seseorang, seksual behavior, multiple partner dan usia muda yang sudah melakukan hubungan seksual,” ungkap Andriana.

 

Walau begitu, ternyata kanker serviks dapat dicegah sejak dini melalui dua cara yaitu melalui pencegahan primer berupa vaksinasi serta pencegahan sekunder berupa pap smear (IVA). Vaksin ini dianjurkan diberikan pada anak usia remaja sebelum mereka melakukan hubungan seksual.

(baca: Ini Gejala yang Muncul Bila Anak Anda Terserang Kanker)

 

“Vaksinasi ini bisa diberikan pada anak usia 11-13 tahun. Vaksin ini juga berguna untuk mencegah infeksi inisial sehingga dapat mencegah penularan kanker serviks,” lanjutnya.

Dengan rutin melakukan pap smear, kelainan pada serviks setiap wanita dapat langsung diketahui sehingga dapat ditengani secara cepat dengan baik. Sementara itu, pemeriksaan secara berkala juga tak kalah penting dilakukan bagi mereka yang sudah rutin melakukan hubungan seksual setidaknya setiap tiga tahun sekali.

 

Senada dengan Andriana, spesialis kandungan Ciputra Medical Center Dr. Sita Danis Utari, SpOG pap smear juga sangat berguna untuk mendeteksi kutil pada kelamin wanita. Di mana kutil tersebut bisa jadi merupakan cikal bakal pemicu kanker.

 

”Pap test membantu dokter mendeteksi abnormalitas pada serviks sebelum berkembang menjadi kanker, termasuk mendeteksi adanya kutil pada kelamin. Di Eropa, USA dan Canada, melalui sekian dekade, skrining kanker serviks telah berhasil mengurangi angka kejadian kanker serviks sebesar 40-50 persen,” ungkap Sita.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement