REPUBLIKA.CO.ID, Kebutaan bisa saja menghampiri seseorang yang mempunyai masalah pada organ penting mata. Rumah Sakit Oxford John Radcliffe melakukan percobaan klinis untuk mengatasi persoalan penyakit mata.
Seperti dilansir BBC, Selasa (5/1), mereka melakukan percobaan terhadap enam pasien. Percobaan klinis berlangsung di mana enam pasien tersebut memiliki kemungkinan peluang kebutaan yang besar maupun kecil.
Pasien tersebut ditangani dengan menanamkan mata biotik atau organ pengelihatan buatan untuk mengobati mereka yang terancam kebutaan. Tentunya diharapkan dengan menggunakan organ buatan tersebut maka para pasien yang buta bisa kembali mandiri.
Salah satu paseien yaitu Rhian Lewis (49 tahun), asal Cardiff. “Saya masih balita ketika orang tua memberi tahu bahwa saya tidak bisa lagi melintasi ruang gelap, bahkan dari satu ruangan cahaya untuk ruangan cahaya lain,” kata Lewis.
Setelah mengetahui hal itu, Lewis saat itu merasa menjadi benar-benar takut dengan kegelapan. Tak lama setelah itu, orang tua Lewis membawanya ke toko kacamata dan spesialis mata. Saat itu, Lewis didiagnosis menderita penyakit retinitis pigmentosa.
Penyakit itu secara otomatis menghancurkan sel-sel kepekaan cahaya pada retina mata yang bervariasi dari setiap orang. Dalam kasus Lewis, ia bahkan terancam hampir setengahnya buta.
Lewis tak bisa melihat pada malam hari atau pada saat cahaya redup. Saat berada di sekolah, ia sudah duduk di bangku paling depan namun ia tidak bisa melihat papan tulis.
Ketidak jelasan penglihatan Lewis juga berlanjut sampai ia tak bisa melihat tulisan. “Saat pergi untuk bekerja di toko, mengecek pengiriman, saya harus menggunakan kaca pembesar untuk memeriksa catatan pengiriman. Saya juga tidak bisa membaca judul buku dengan baik,” ungkap Lewis.
Penglihatan Lewis semakin memburuk. Hingga akhirnya selama 16 tahun ia harus kehilangan seluruh penglihatan pada mata kanannya. Lewis hanya bisa melihat dengan mata kirinya saja.
Kehilangan percaya diri juga akhirnya melanda Lewis karena ia merasa sulit untuk bergerak ke sana kemari. Ia bahkan kesulitan melakukan hal-hal menyenangkan seperti berbelanja, melihat teman-temannya, dan bagaimana mengetahui kalau Lewis sudah tua.
Setelah menjalani operasi mata bionik di rumah sakit Oxford John Radcliffe, penglihatannya kembali normal. Sejak saat itu kehidupan Lewis berubah.