Selasa 05 Jan 2016 20:24 WIB

Mata Bionik Penganti Sel Retina Mata

Rep: c32/ Red: Andi Nur Aminah
Chip yang ditanam dalam 'mata bionik'
Foto: BBC
Chip yang ditanam dalam 'mata bionik'

REPUBLIKA.CO.ID, Penderita penyakit retinitis pigmentosa, Rhian Lewis (49 tahun) akhirnya menjalani operasi mata bionik untuk mengatasi kebutaan matanya. Operasi tersebut dilakukan dengan menanamkan chip berukuran 3x3 mm pada mata kanannya.

Seperti dilansir BBC, Selasa (5/1), mata bionik tersebut merupakan perangkat untuk menggantikan sel-sel retina kepekaan cahaya pada mata. Chip tersebut terhubung ke komputer kecil yang ditanamkan di bawah lapisan kulit belakang telinga.

(Baca Juga: 16 Tahun Buta, Hidup Wanita Ini Berubah Setelah Punya Mata Bionik).

Dengan begitu, Lewis masih memiliki saraf optik utuh yang diperlukan untuk penglihatan. Hanya saja, pikirannya masih membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan sinyal yang ditimbulkan dari mata bioniknya. 

“Mereka mengatakan saya mungkin tidak mendapatkan sensasi apapun dan kemudian tiba-tiba dalam hitungan detik, seperti ada yang berkedip di mata saya yang sebelumnya sudah lebih dari 16 tahun tidak melihat,” tutur Lewis.

Setelah itu, dokter melakukan tes pertama dengan memeriksa apakah Lewis sekarang bisa melihat lampu berkedip di layar komputer saat ruangan gelap. Hasilnya, ternyata bisa! 

Berikutnya mereka memeriksa apakah Lewis bisa membedakan benda putih pada latar belakang hitam. “Saya tidak yakin di mana piring itu. Jadi saya melewatkan hari itu dengan perasaan campur aduk. Saat berkedip memang bekerja tapi saya tidak bisa melihat piring di atas meja,” ungkap Lewis.

Keesokan harinya, Lewis pun mengelang tes tersebut. Akhirnya ia bisa melihat benda tersebut dengan jelas. “Saya benar-benar ketakutan, karena saya tidak tahu apa yang diharapkan sama sekali,” kata Lewis. 

Kini ia sudah bisa melihat banyak hal yang sempat ia tak percayai. Apapun yang ia lihat sekarang, Lewis merasa sangat gembira. Kegembiraan juga dialami tim bedah di Rumah Sakit Mata Oxford John Radcliffe yang senang dengan kemajuan Lewis.

Meskipun chip tersebut memiliki kekuatan resolusi kurang dari 1 persen dari satu megapiksel, namun memiliki keuntungan yang terhubung ke otak manusia. Mata bionik tersebut memiliki lebih dari 100 miliar neuron dari proses kekuatannya. 

Mata bionik tersebut menggunakan aliran tenaga pada power supply nirkabel kecil di tangannya. Lewis dapat menyesuaikan sensitivitas, kontras, dan frekuensi untuk mendapatkan sinyal terbaik. Ia terus berlatih menafsirkan sinyal dan mendapatkan kembali pengelihatannya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement