Kamis 07 Jan 2016 16:20 WIB

Dokter Sarankan Berkonsultasi Sebelum Terapi Chiropractic

Pengobatan chiropractor tidak selalu dilakukan oleh dokter, berhati-hatilah agar tidak sampai merugikan diri.
Foto: wikipedia
Pengobatan chiropractor tidak selalu dilakukan oleh dokter, berhati-hatilah agar tidak sampai merugikan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengobatan chiropractic sedang menjadi perbincangan hangat terkait kasus meninggalnya seorang perempuan usai menjalani pengobatan ini.

Menurut spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari Flexfree Musculoskeletal Rehabilitation Clinic, dr Ferius Soewito SpKFR, di Indonesia sebenarnya terapi alternatif ini cukup populer.

"Di Indonesia, chiropractor dan terapi alternatif lain cukup populer. Chiropractor banyak dari luar negeri, dan sesuatu yang berasal dari luar negeri biasanya cukup populer di Indonesia. Di Indonesia sendiri, setahu saya, belum ada sekolah chiropractor," kata dia, Kamis (7/1).

Hanya saja, dia mengatakan, dasar pengobatannya berbeda dengan medis, sehingga sulit menilai efektivitas dan keamanannya. Namun, ini tak berarti tidak efektif dan tidak aman.

Ferius menyarankan, sebelum memutuskan menjalani pengobatan alternatif ini, calon pasien juga perlu meneliti latar belakang terapis dan efektivitas pengobatan yang akan dijalani.

"Saran saya, sebelum memutuskan melakukan terapi alternatif, tetap harus diteliti dulu latar belakang yang melakukan terapi. Bila terapis berasal dari luar negeri, memang agak sulit karena harus dilacak bagaimana latar belakangnya di negara asal. Perlu juga dicari tahu bagaimana efektivitas terapi tersebut," kata dia.

Efektivitas terapi bisa dilihat melalui berbagai penelitian yang telah dilakukan berbagai pihak. Selain itu, pastikan bertanya pada dokter apakah pengobatan chiropractic tepat untuk Anda.

"Efektivitas harus dilihat dari penelitian. Sebelum melakukan terapi lebih baik bertanya pada dokter, apakah secara kedokteran boleh dilakukan atau tidak," tutur anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan Perkumpulan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia (PERDOSRI) itu.

"Testimonial beberapa orang tidak bisa dijadikan patokan karena umumnya, yang gagal jarang memberikan testimonial, makanya testimonial banyak yang bicara keberhasilan, bukan kegagalan," tambah dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement