Selasa 12 Jan 2016 08:02 WIB

Getaran Phantom Hantui Penyimpan Gadget di Saku

Rep: C23/ Red: Indira Rezkisari
Pengguna gadget/ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pengguna gadget/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian besar orang telah biasa menyimpan ponselnya pada saku celana atau baju mereka. Padahal, hal tersebut dapat memicu timbulnya sindrom getaran phantom.

Sindrom getaran phantom adalah sebuah gejala ketika tubuh atau otot merasakan getaran atau bahkan kejang, namun hal tersebut hanya fantasi atau halusinasi belaka.

Orang yang terserang sindrom ini biasanya selalu merasakan getar yang serupa dengan getar ponsel pada salah satu bagian tubuhnya. Padahal ponsel mereka tidak bergetar sama sekali.

Dokter Robert Rosenburg dari Georgia Institute of Technology mengatakan fenomena getaran phantom itu disebabkan oleh 'kebiasaan tubuh belajar'.

Sebuah penelitian yang dilakukannya dan diterbitkan dalam jurnal Human Behaviour mengungkapkan, ketika ponsel kerap disimpan di saku, lambat laun ia akan menyatu dengan tubuh.

"Orang-orang kemudian akan merasakan sensasi lain seperti gerakan pakaian, kejang otot, sebagai getaran dari ponsel Anda, tapi itu hanya halusinasi," jelas Rosenburg, seperti dikutip situs The Independent.

Ia menambahkan sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan bahwa 90 persen mahasiswa mengalami sindrom getaran phantom. Mereka, kata Rosenburg, kerap menjadi gelisah dan mengaku bahwa getar pada tubuhnya adalah getaran phantom.

(baca: Tak Bisa Pisah dengan Gadget? Hati-hati Terkena Sindrom Phubbing)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement