REPUBLIKA.CO.ID, Tidak banyak yang tahu bahwa ternyata dengan bertambahnyan usia seorang perempuan, maka kemampuannya dalam memproduksi sel telur dengan kualitas yang baik juga semakin menurun.
Hal tersebut menurut salah satu tim ahli bayi tabung SMART IVF di RS Anna Pekayon Bekasi, dr. YAssin Yanuar MIB, SpoG, Msc. Pada kondisi tersebut terdapat dua aspek yang mempengaruhi, yakni usia kronologis ovarium dan usia biologis ovarium.
Usia kronologis ovarium dihitung sejak kehidupan intra uteri, sedangkan usia biologis ovarium dihitung dari jumlah cadangan ovarium dan responnya terhadap proses stimulasi ovarium. Dengan demikian, usia kronologis ovarium bisa saja berbeda dengan usia biologisnya.
“Angka penuaan reproduksi sangat bervariasi antarindividu. Baik faktor genetik maupun lingkungan sangat memberikan kontribusi terhadap penuaan ovarium secara biologis, sehingga menyebabkan cadangan ovarium perrlahan berkurang. Maka, hal inilah yang menyebabkan usia kronologis dan bilogis ovarium pada setiap perempuan tidak selalu sama,” ungkapnya.
Pada usia 30-35 tahun, kesuburan seorang wanita mulai menurun dan diikuti penurunan yang cepat pada usia sesudahnya. Disamping itu, saat ini sering ditemukan banyak pasangan yang sengaja menunda memiliki anak, dengan alasan karier, pendidikan dan ekonomi.
“Nah, hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan meningkatnya jumlah wanita berusia 35 tahun yang membutuhkan bantuan teknologi reproduksi, seperti program bayi tabung ini. Oleh sebab itu, penting memahami usia bilogis wanita agar keinginan memiliki momongan tidak terlambat,” lanjutnya.