REPUBLIKA.CO.ID, Wanita ingin selalu terlihat muda dengan kulit tanpa keriput di usianya yang ke berapa pun. Salah satu cara mengembalikan kesegaran kulit saat terjadi keriput adalah menggunakan botox.
Botox sebenarnya merupakan sebuah merek yang disetujui oleh Amerika Serika. Saat ini juga bereda merek lain bernama Dysport dan Xeomin yang telah menyebar di pasaran. Hanya saja orang tetap mengenalnya dengan Botox.
Botox merupakan toksin botulinum yang dihasilkan oleh bakteri dan menyebabkan botulism atau jenis keracunan makanan. Saat disuntikan dalam dosis kecil, sekitar tiga hingga 12 bulan akan melemaskan dan melumpuhkan otot-otot.
Di samping bagus sebagai penghilang keriput, toksin botulinum dapat digunakan untuk mengobati peningkatan kondisi medis. Seperti keringat berlebih, kandung kemih terlalu aktif, inkontinensia urin, terlalu banyak berkedip, dan migrain kronis.
Dalam penggunaan kosmetik, botox sangatlah aman jika dilakukan oleh tangan profesional dan terlatih, seperti berlisensi, bersertifikasi dewan dokter kulit atau ahli bedah palastik. Hanya saja keadaan bisa berbeda jika ditangani oleh spa, rumah perawatan, dan salon.
Di tangan yang salah, racun tersebut akan menimbulkan efek yang sangat parah. Bukannya terlihat muda, sebaliknya yang terjadi malah memar-memar yang harus diterima.
"Suntikan neurotoxin membutuhkan lebih banyak pengetahuan daripada kebanyakan yang orang pikirkan," kata Thomas Walker seorang ahli bedah plastik wajah di Atlanta seperti dikutip dari Safebee.
Sementara Food and Drug Administration telah menyetujui penggunaan kosmetik dari suntikan hanya pada wajah bagian atas. Tapi kebanyakan dokter sekarang melakukan suntikkan di sekitar mulut, rahang dan leher. Walker mencatat, suntikan pada area tersebut membutuhkan lebih banyak pengetahuan dan presisi.
Pasalnya, bagian wajah yang berada lebih rendah memiliki lebih banyak otot berdekatan yang mengontrol fungsi-fungsi penting seperti tersenyum, berbicara dan makan. Dalam bahasan Journal of Clinical Dermatology dan Aesthetic, jika terjadi kesalahan dalam penyuntikan di area leher, akan berefek pada kelemahan leher, kelemahan dalam menelaan,hingga ganguan bicara.
Di samping itu, menggunakan Botox untuk mengubah bentuk rahang dapat menyebabkan efek samping. Seperti kesulitan mengunyah, nyeri otot, bicara cadel dan kecanggungan saat tersenyum.