REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wabah penyakit serupa demam berdarah dengue (DBD) kini tengah melanda Brasil dan menyebar ke sejumlah negara di Benua Amerika. Seperti DBD, penyakit ini juga disebabkan oleh gigitan nyamuk yang berasal dari genus Aedes.
"Virus ini sudah lama diidentifikasi, mulanya ditemukan pada monyet di hutan Uganda pada 1947. Gejalanya memang mirip DBD, demam, panas ruam pada muka serta telapak tangan dan kaki," ujar Prof Nasronuddin, Kepala Institute of Tropical Diseases (ITD) Universitas Airlangga (Unair) kepada Republika, Kamis (21/1).
Menurut Nasron, hingga kini, belum ada vaksin untuk virus tersebut. Tindakan medis yang biasa dilakukan, kata dia, adalah pengobatan untuk mengurangi keluhan dan gejala. Seperti diberitakan sejumlah media asing, virus Zika telah menyebabkan kematian di Brazil dan beberapa negara lain.
Untuk menghindari risiko terserang virus ini, Nasron mengimbau masyarakat untuk melakukan sejumlah langkah antisipasi. Hidup bersih dan menjaga daya tahan tubuh, menurut Nasron, merupakan cara untuk menangkal risiko penyebaran virus Zika.
Selain itu, menurut dia, karena nyamuk Aedes biasa menginfeksi pada siang hari, orangtua yang memiliki bayi atau balita agar melindungi mereka ketika tidur siang. Sejak gejala virus Zika teridentifikasi terjadi di Jambi, menurut Nasron, masyarakat Indonesia harus lebih waspada, terutama di musim hujan seperti saat ini.