REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Salak merupakan salah satu tanaman holtikultura yang banyak di jumpai di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Selain memiliki rasa yang manis, ternyata salak memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Salah satunya bisa meningkatkan sistim kekebalan atau imunitas tubuh.
Buah salak kaya akan kandungan senyawa polifenol dan flavonoid. Senyawa-senyawa tersebut telah dikenal mempunyai efek antikanker dan dapat mengaktifkan respons imun. “Flavonoid dapat meningkatkan aktivitas proliferasi limfosit secara invitro sehingga berpotensi sebagai agen imunomodulator,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Nurwachid Arbangi, Jumat (22/1).
Melihat potensi buah salak sebagai imunomodulator untuk membantu meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh, Nurwachid melakukan penelitian guna mengetahui efek ekstrak buah salak terhadap aktivitas makrofag (sel imun). Penelitian tersebut dilakukan bersama dengan empat temannya yang juga merupakan mahasiswa FK UGM, yaitu Shahylananda Tito Yuwono, Danang Aryo Pinuji, Farah Uma Mauhibah, dan Dery Rahman Ahaddienata di bawah bimbingan dosennya, Mae Sri Hartati Wahyuningsih.
Dalam penelitian ini mereka menggunakan daging buah salak pondoh (Salacca zalacca). Salak yang diperoleh dari petani di Turi, Sleman itu dibuat menjadi ekstrak dengan menambahkan etanol sebagai pelarut. Empat kilogram, menghasilkan 219 gram ekstrak salak.
Berikutnya, percobaan dilakukan menggunakan makrofag dari 16 ekor tikus. Hasilnya menunjukkan, salak dapat meningkatkan imunitas setelah tikus-tikus tersebut terinfeksi bakteri. “Dari hasil observasi dan analisis aktivitas fagositosis makrofag dan produksi Nitric Oxide pada tikus, diketahui ekstrak buah salak ini mampu meningkatkan sistem imun,” papar pria asal Kebumen itu.
Bahkan, dari hasil uji fagosistas makrofag, salak terbukti mampu meningkatkan imunitas. Sementara pada uji Nitric Oxide menunjukkan pemberian ekstrak salak dapat meningkatkan imunitas dalam dosis tinggi. Sedangkan pemberian dalam dosis rendah akan menurunkan imunitas.
Shahylananda menyebutkan penelitian yang mereka lakukan merupakan penelitian awal, belum diujikan ke hewan lain atau manusia. Menurutnya masih diperlukan berbagai uji praklinik lainnya. Seperti uji farmakologis, toksisitas, dan lainnya. “Dari uji in vitro ini memang telah diketahui buah salak mampu memodulasi sistem imun. Tetapi masih diperlukan penelitian lanjutan ke depannya,” katanya.
Mereka berharap, nantinya buah salak ini dapat digunakan sebagai alternatif obat peningkat sistim kekebalan tubuh. Dengan memanfaatkan buah salak yang jumlahnya melimpah di Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor terhadap obat-obatan peningkat imunitas tubuh. “Harapannya bisa digunakan sebagai alternatif terapi yang murah dan mudah didapat di Indonesia," ujarnya.