REPUBLIKA.CO.ID, Kondisi mulut ternyata berkaitan dengan kondisi kesehatan Anda. Ingin tahu bagaimana? Berikut ulasannya.
Sakit pada gusi dan diabetes
Diabetes mampu mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi. Oleh karena itu, gula darah meningkatkan risiko sakit pada gusi. Lindungi gusi Anda dengan menjaga kadar gula dalam darah senormal mungkin. Jangan lupa sikat gigi setelah makan dan gunakan obat kumur setiap hari. Lalu periksakan gusi ke dokter gigi sedikitnya dua kali setahun.
Mulut kering dan gigi berlubang
Empat juta orang Amerika menderita sindrom Sjorgen yang rentan terhadap penyakit pada mulut. Sindrom Sjorgen membuat sistem imun dalam tubuh menyerang saluran air mata dan kelenjar air liur, sehingga mata dan mulut menjadi kering (disebut xerostomia). Air liur membantu melindungi gigi dan gusi dari bakteri yang menyebabkan gigi berlubang dan radang gusi. Sehingga mulut yang kering rentan menyebabkan kerusakan gigi dan gusi
Stres dan gigi rusak
Jika Anda stres, cemas, atau depresi, Anda sangat berisiko terserang masalah kesehatan mulut. Orang yang berada dalam tekanan biasanya menghasillkan hormon kortisol yang bisa merusak mulut dan tubuh. Stres juga menyebabkan orang abai pada perawatan mulut. Sebanyak 50 persen orang tidak sikat gigi secara teratur ketika stres. Kebiasaan stres lainnya termasuk merokok dan minum alkohol juga membuat gigi rusak.
(baca: Hindari Stres, Lansia Juga Butuh Bergaul Lho)
Osteoporosis dan gigi rontok
Osteoporosis mempengaruhi semua tulang dalam tubuh Anda, termasuk tulang rahang. Osteoporosis bisa menyebabkan kehilangan gigi, penyakit gusi, dan bahkan memecah tulang rahang. Salah satu jenis osteoporosis, bifosfonat, bisa meningkatkan resiko kerusakah pada tulang rahang.
Gusi pucat dan anemia
Mulut Anda akan terlihat pucat jika Anda mengalami anemia. Selain itu, lidah akan membengkak dan menjadi halus (glossitis). Ketika Anda anemia, tubuh tidak memiliki banyak sel darah merah atau sel darah merah tidak mengandung banyak hemoglobin. Akibatnya, tubuh Anda tidak memiliki banyak oksigen, dikutip dari laman Web MD, Selasa (26/1).