Rabu 27 Jan 2016 03:45 WIB

Kurangi Stres Anda Mulai Sekarang, Jika tidak...

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Seseorang menggigit kuku karena stres
Foto: Boldsky
Seseorang menggigit kuku karena stres

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anda merasa mudah cemas. Ada kemungkinan, Anda terjangkit stres.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan hubungan stres kronis dan kecemasan akut dapat merusak area otak yang terlibat dalam respons emosional, berpikir, dan memori yang menyebabkan depresi dan bahkan penyakit Alzheimer.

Dr Linda Mah, penulis utama dari tinjauan sebuah lembaga penelitian yang berafiliasi dengan University of Toronto, mengatakan hubungan antara kecemasan patologis dan stres kronis terhadap depresi dan demensia.

"Kecemasan dan stres berhubungan dengan degenerasi struktural dan gangguan fungsi hippocampus dan korteks prefrontal, yang dapat meningkatkan risiko gangguan neuropsikiatri," kata Linda seperti dilansir dari Independent, Selasa (26/1).

Seperti diungkap The Paper yang diterbitkan dalam sebuah jurnal juga menarik simpulan temuan dari sejumlah studi terbaru soal kecemasan, ketakutan, dan stres pada hewan, pindai otak dari stres dan kecemasan pada manusia yang sehat dan studi klinis.

Yakni jangka pendek, rasa takut, dan stres memang bagian dari kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh orang pada umumnya, seperti menjelang ujian, wawancara kerja, atau tes mengemudi. Namun, para ilmuwan menilai ketika perasaan stres dan kecemasan menjadi jangka panjang, akan menimbulkan malapetaka pada kekebalan tubuh, metabolisme, dan sistem kardiovaskular serta menyebabkan kerusakan otak.

Ia pun meyakini kerusakan otak karena stres tidak sepenuhnya dapat diubah, tapi pengobatan dengan obat antidepresan dan aktivitas fisik dapat menjadi alternatif untuk mengurangi hal tersebut.

"Melihat ke masa depan, kita butuh lebih banyak pekerjaan untuk menentukan apakah ada intervensi, di antaranya pelatihan kesadaran dan terapi perilaku kognitif, tidak hanya dapat mengurangi stres, tapi mengurangi risiko gangguan neuropsikiatri," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement