REPUBLIKA.CO.ID, Hati-hati dengan kebiasaan melamun. Ilmuwan dari Nathan Kline Institute menemukan, keseringan berandai-andai bisa meningkatkan risiko obesitas alias penimbunan lemak berlebih dalam tubuh.
Secara ilmiah diungkapkan, mereka yang kerap tersesat dalam pikiran gagal mengatur berapa banyak asupan untuk dimakan. Kondisi itu berpotensi membuat makanan yang dikonsumsi lebih banyak dari yang seharusnya.
Tim peneliti menganalisis 38 anak berusia 8-13 tahun, lima di antaranya mengalami obesitas dan enam lainnya mengalami kelebihan berat badan. Anak-anak itu ditimbang, diwawancarai tentang kebiasaan makan, serta dilakukan pemindaian otak.
Identifikasi berhasil dilakukan pada tiga daerah otak terkait kebiasaan makan dan berat badan. Bagian itu antara lain inferior parietal lobe (inhibisi), frontal pole (impulsif), dan nucleus accumbens (reward).
(baca juga: Penelitian 75 Tahun Ungkap Tiga Rahasia Kebahagiaan)
Pada anak-anak yang paling sering makan, penelitian menemukan bahwa bagian impulsif otak lebih mengemuka daripada bagian otak pengontrol. Sebaliknya, pada anak-anak yang makan sewajarnya, sisi inhibisi otak memainkan peran lebih kuat dari sisi impulsifnya.
Menurut para peneliti, cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan mendorong anak-anak untuk menumbuhkan kesadaran dan kehati-hatian sejak muda. Penulis studi, Dr Ronald Cowan dari Vanderbilt University mengatakan, kesadaran bisa mengkalibrasi ulang ketidakseimbangan dalam hubungan otak yang berhubungan dengan obesitas.
"Sayangnya, saat ini dunia menyediakan dan mengiklankan makanan instan padat energi yang menempatkan anak-anak pada risiko obesitas," ungkap peneliti lain, Dr Kevin Niswender, dalam studi yang telah diterbitkan dalam Jurnal Heliyon itu. dikutip dari Sunday World, Rabu (27/1).