REPUBLIKA.CO.ID, Jangan sepelekan waktu tidur anak. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics membuktikan, anak yang kurang tidur tidak terlalu bisa mengendalikan emosi dan konsentrasi.
Pakar psikologi Reut Gruber sekaligus penulis utama studi bersama timnya mengobservasi dampak tidur pada anak-anak sehat usia 7 hingga 11 tahun. Waktu tidur mereka ditambah atau dikurangi satu jam selama lima hari untuk melihat efek perubahan waktu tidur pada perilaku anak di sekolah. "Tentu saja tak ada perubahan drastis menjadi jenius atau sangat bandel, tetapi cukup ada perbedaan yang signifikan," ujarnya dilansir Time for Kids/.
Gruber menyampaikan, murid yang waktu tidurnya berkurang menjadi lekas marah, frustrasi, dan sulit memusatkan perhatian. Sebaliknya, mereka yang waktu tidurnya ditambah menunjukkan peningkatan dalam hal-hal tersebut.
Penelitian itu juga melibatkan para guru yang mencatat pemikiran, perasaan, dan reaksi emosional anak. Selain waktu tidur, film atau permainan apa pun yang ditonton dan dimainkan anak sebelum tidur juga mengubah cara siswa fokus dan berinteraksi dengan guru dan teman sekelasnya.
"Jika kurang tidur, siswa bisa mengalami ketinggalan belajar karena tubuh dan pikiran yang lelah serta sisi kreatif yang terhambat," kata Gruber.
Studi lain yang dilakukan Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit menemukan sebanyak 41 juta pekerja Amerika tidur kurang dari enam jam per malam. Para pakar kesehatan berharap kebiasaan tidur yang buruk itu tidak menurun pada anak-anak.
Bahkan, The National Sleep Foundation merekomendasikan tidur malam selama 10 hingga 11 jam untuk anak usia 5 hingga 12 tahun. Pasalnya, tidur sangat penting untuk menjaga tubuh dan pikiran anak tetap sehat.