REPUBLIKA.CO.ID, Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa ASI memberikan banyak manfaat untuk kesehatan ibu dan bayi. Tapi ternyata bukan hanya manfaat untuk kesehatan, ASI juga memberikan manfaat untuk ekonomi global.
Seperti dilansir dari laman Foxnews, Selasa (2/2), para ilmuwan telah menemukan keuntungan yang tidak sedikit dengan ibu memberikan ASI pada bayi. Penelitian yang sudah dipublikasikan secara menyeluruh di The Lancet Breastfeeding Series, Kamis lalu, para peneliti memahami bahwa secara global keputusan tidak menyusui hingga mengakibatkan kecerdasan rendah setara dengan nilai perputaran uang di industri farmasi global yakni 300 miliar dolar AS per tahun.
Penulis mengungkapkan bahwa walaupun manfaat kesehatan dari ASI mungkin terkenal di negara maju, ibu di negara-negara yang lebih miskin sebenarnya lebih mungkin menyusui anak-anak mereka daripada orang-orang di negara-negara makmur.
"Mendukung ASI membuat manfaat ekonomi untuk negara kaya dan miskin, dan studi terakhir mengenai ASI ini telah membuktikannya,” ujar Dr. Cesar Victora, seorang emeritus profesor dari International Center for Equity in Health, Post-Graduate Programme in Epidemiology, Federal University of Pelotas di Brasil, dalam rilis beritanya.
Cuti bersalin terbatas atau tidak berdampak langsung pada keputusan seorang ibu untuk menyusui, dan pertumbuhan pasar susu formula telah memberikan kontribusi bagi kaum ibu untuk jadi pilihan atau alternatif lain menggantikan ASI-nya.
Penulis studi tersebut mencatat bahwa 820 ribu kematian anak (sekitar 13 persen dari semua kematian anak di bawah usia 5 tahun) bisa dicegah setiap tahun dengan meningkatkan pemberian ASI.
Penelitian ini juga melibatkan studi manfaat, penentu dan tren ASI dari 28 tinjauan sistematis, 22 tugas khusus meta-analisis dan lebih dari 1.300 studi. Penulis menghitung biaya dengan menganalisa sebuah meta-analisis 2015 yang menyarankan pemberian ASI yang lama ini terkait dengan makin tingginya kinerja pada tes kognitif di antara anak-anak dan remaja.